Pilih *Seseorang yang Menyalakan Lampu*
Karya . Abdul Azis
maaf, di tiap degup jantungku
aku gagal tak mengingatmu selalu, Mell
sebab yang lekat kuingat tak hanya nama, alamat,
dan bau parfummu yang harum menyengat
melainkan pula lakon Mahabaratha dengan tarian asap dupa
yang tak kunjung sanggup kupentaskan dengan sederhana
dan di tiap kerlingan mataku ini, Puan
ada semacam lampu yang menyala menghalau gelap
setelah berkali-kali aku gagal kau dekap
tapi mengapa kini kau percaya pada bulat purnama
ketika lampu mataku sudah menyala?
Kemarilah, Tuan,
nanti kubuatkan segelas kopi
sambil menemanimu merebus puisi
"ah, lakon Mahabaratha tak mungkin dipentaskan
Aku tak yakin di atas bulan, Rahwana dan Sinta gagal bercinta"
ujarmu sambil mengunyah puisi rebus dengan rakus
barangkali kau lupa, ketika gerhana tiba
lampu mataku akan habis sumbunya
Kediri, 30 juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H