Mohon tunggu...
Abdulah Mazid
Abdulah Mazid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masyarakat

Hai! Saya Abdul; orang biasa yang terkadang suka membaca, menulis, memancing dan tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Puisi] Punah

6 Juli 2024   19:35 Diperbarui: 6 Juli 2024   23:05 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Punah

Dalam laut, ketika pasang maupun surut
ada tubuh pulau yang terbalut
Di bawah kuku-kuku pulau itu,
ikan-ikan berenang dengan riang,
sambil menyantap sarapan, bercengkrama dengan keluarga, atau duduk-duduk santai di antara ibu jari dan telunjuk

Dalam hutan,
ada hamparan tanah yang senantiasa memeluk batang-batang pohon dengan penuh kerelaan
Di nadinya, cacing-cacing beranak-pinak dan berbahagia
Pada tangan dan kakinya, sungai-sungai meliuk-liuk dengan gembira
Ketika hujan turun berkunjung, tanah menerima setiap tetesnya dengan suka cita

Suatu hari, hiduplah segerombol manusia dengan satu pertanyaan yang tumbuh di kepala mereka.
"apakah ini bisa dimakan?"—tangan mereka menunjuk-nunjuk ke segala penjuru bumi, tanpa terkecuali.

Serang, 6 Juli 2024
A.m.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: [PUISI] Kepada Puan

Baca juga: [Puisi] Zaman Edan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun