Mohon tunggu...
abdul afit
abdul afit Mohon Tunggu... Freelancer - Tutor geografi

Bumi dan bola, sama-sama bundar!

Selanjutnya

Tutup

Money

Pertamax dan Pertamax Turbo Disubsidi Pertamina?

12 Mei 2024   05:43 Diperbarui: 17 Mei 2024   18:15 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harga BBM di SPBU Pertamina dan SPBU Shell (foto: dokumentasi pribadi)

Per 1 Mei 2024 lalu, perusahaan swasta penyedia bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia Shell Indonesia, BP dan Vivo Energi Indonesia terpantau kompak menaikkan harga produk BBM-nya. 

SPBU Shell menaikkan harga Shell Super (RON 92) naik dari Rp 14.530 menjadi Rp 15.530 per liter dan Shell V-Power (RON 95) dari Rp 15.360 per liter menjadi Rp 16.350 per liter. 

Perusahaan lainnya, SPBU VIVO menaikkan harga Revvo 90 dan Revvo 92 sebesar Rp 1.000 masing-masing menjadi Rp 13.800 per liter dan Rp 15.300 per liter. Sedangkan Revvo 95 naik Rp 1.050 menjadi Rp 16.150 per liter.

Kenaikan harga dipicu oleh naiknya nilai tukar rupiah terhadap dollar. Pada 1 April 2024, nilai tukar rupiah terhadap dollar ber Rp 15.895 sedangkan di akhir April melemah hingga menyentuh Rp 16.249. Kenaikan produk BBM akan semakin tinggi jika diikuti dengan kenaikan harga minyak mentah dunia.

Sementara itu, badan usaha milik negara (BUMN) Pertamina masih mempertahankan harga seperti di bulan April 2024. Pertamina masih menjual BBM Subsidi Pertalite (RON 90) pada harga 10.000 per liter, sedangkan untuk non subsidi Pertamax (RON 92) Rp 12.950 per liter, Pertamax Green (RON 95) Rp 13.900 per liter dan Pertamax Turbo (RON 98) Rp 14.400 per liter.

Jika kita lihat, harga produk BBM non subsidi Pertamina ternyata dijual jauh dibawah harga pasaran. Pertamax yang memiliki RON 92 dijual jauh lebih murah dari produk BBM sejenis perusahaan swasta. 

Misalnya antara Shell Super yang dijual Rp 15.530 per liter dan Pertamax Rp 12.950 per liter padahal keduanya memiliki oktan yang sama (RON 92). Selisih harganya mencapai Rp 2.570 per liter. Bahkan Pertamax Green dan Pertamax Turbo yang beroktan lebih tinggi dijual jauh lebih murah dari Shell Super yang hanya beroktan 92.

Dalam aturannya, Pertamax dan Pertamax Turbo merupakan produk BBM dalam klasifikasi non subsidi. Pertamax, Pertamax Turbo ataupun produk bensin beroktan 92 dan 98 dari perusahaan penyedia BBM lainnya diperjualbelikan tanpa adanya campur tangan pemerintah dalam penetapan harganya. Setiap perusahaan penyedia BBM berhak bersaing secara sehat mengacu pada UU minyak dan gas bumi No 21 tahun 2001. 

Akan tetapi di lapangan, terjadi perbedaan harga yang sangat jauh dengan produk BBM perusahaanswasta. Jadi dapat disimpulkan, Pertamina mensubsidi harga Pertamax series (Pertamax, Pertamax Green dan Pertamax Turbo) yang sebenarnya bukan BBM non subsidi. Sangat besar sekali subsidi yang harus ditanggung Pertamina. 

Menurut catatan Pertamina, konsumsi rata-rata harian Pertamax Series mencapai 2.260 kiloliter atau 2.260.000 liter. Bayangkan dengan asumsi diatas, dengan selisih harga yang mencapai Rp 2.570 per liter maka kerugian yang ditanggung Pertamina mencapai Rp 5,8 miliar per hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun