Liga sepak bola Arab Saudi menerapkan liberalisasi pada pemain asing. Musim ini klub dapat mengontrak hingga 9 pemain asing. Dampaknya, Liga Arab Saudi menikmati kenaikan popularitas dan nilai komersial.
Penggemar sepak bola di dunia semakin mengenal Liga Saudi. Apalagi setelah salah satu klubnya, Al Nassr mendatangkan mega bintang timnas Portugal Cristiano Ronaldo dari klub Liga Primer  Inggris, Manchester United.Â
Akan tetapi hidup selalu berpasangan. Ada positif ada negatif. Efek negatif dari liberalisasi pemain asing di Liga Saudi  berimbas pada minimnya menit bermain pemain lokal. Posisi kiper menjadi yang paling parah terdampak kebijakan ini. Kiper lokal lebih banyak jadi penghangat bangku cadangan.
Musim ini terdapat 16 kiper asing di Liga Saudi yang tersebar di 15 klub. Hanya Al Hillal saja yang mempercayakan posisi kiper seluruhnya pada pemain lokal. Al Hilal mempercayakan posisi kiper pada kiper timnas Arab Saudi di Piala Dunia 2018, Al Mualouf dan kiper timnas Saudi di Piala Dunia 2022, Mohammed Al Owais.Â
 Kemudian dari 15 klub tersebut, hanya ada 9 klub saja kiper lokal yang mampu mencatatkan penampilan.Â
Hingga pekan ke 23, pada klub-klub yang memakai jasa pemain asing, kiper lokal paling banyak hanya mampu mengumpulkan sama atau kurang dari 10 kali penampilan. Minimnya kesempatan bermain ini berimbas pada jumlah menit bermain yang sangat minim Kiper muda Al Nassr dan timnas Saudi, Al Aqidi menjadi kiper lokal dengan catatan menit bermain paling banyak.
Catatan bermain kiper lokal sangat timpang dibandingkan kiper asing. Rata-rata kiper asing di Liga Saudi mencatatkan lebih dari 20 kali pertandingan. Bahkan kiper asing Damak dari Aljazair, Moustafa Zeghba mampu mencetak gol saat melawan Al Tai pada pertandingan yang dimenangkan klubnya 2-0.Â
Berikut perbandingan 4Â kiper lokal dan asing di Liga Saudi dengan catatan statistik paling tinggi:
Kiper lokal /klub | penampilan | menit bermain
1. Al Aqidi/Al Nassr | 10 kali | 900 menit