Mohon tunggu...
abdul afit
abdul afit Mohon Tunggu... Freelancer - Tutor geografi

Bumi dan bola, sama-sama bundar!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Relokasi Industri Massal Ke Jawa Tengah: Manis untuk Ekonomi, Pahit untuk Lingkungan.

30 Desember 2022   19:45 Diperbarui: 12 Januari 2024   16:42 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan pabrik di lahan persawahan Pantura Pemalang (via Google Maps) 

Pencemaran  lingkungan

Industri atau pabrik menghasilkan polusi udara dan air. Terutama industri tekstil yang menghasilkan limbah cair. Pemerintah daerah harus memastikan pabrik membuat instalasi pengolah limbah (IPAL) dengan spesifikasi yang sesuai agar limbah yang di buang ke saluran air atau sungai sudah tidak berbahaya. 

Land Subsidence (penurunan permukaan tanah) 

Relokasi pabrik ke Jawa Tengah sebagian besar berlokasi di kawasan Pantura Jateng. Dari sisi lingkungan, hal ini harus benar-benar menjadi perhatian serius pemerintah karena wilayah pantura merupakan daerah dataran aluvial. Dataran aluvial Pantura merupakan tanah yang berusia relatif masih muda yang secara alami terus mengalami kompaksi (pemadatan). Tanah yang mengalami kompaksi akan mengalami penurunan permukaan. 

Saat ini wilayah pantura Jawa Tengah terjadi penurunan permukaan tanah yang cukup memprihatinkan. Wilayah Pekalongan permukaan tanah turun hingga 11 cm per tahun. Ibukota Jawa Tengah, Semarang turun hingga 6 cm per tahun. Beberapa bagian  wilayah di Jawa Tengah seperti Pekalongan dan Demak sebagian wilayahnya sudah tenggelam. Kondisi semakin parah ketika banjir rob terjadi. 

Penurunan permukaan tanah di dataran aluvial bisa lebih cepat jika wilayah itu menjadi kawasan industri dan padat penduduk yang mengandalkan air tanah untuk proses produksi dan aktivis harian.

Industri tentu membutuhkan air dalam jumlah besar, baik untuk proses produksi maupun untuk keperluan MCK (mandi, cuci, kakus) ratusan hingga ribuan karyawannya. Jika kebutuhan air tanah disediakan dengan cara menyedot air tanah sudah pasti akan mempercepat proses penurunan permukaan tanah (land subsidence). 

Untuk mengurangi pemakaian air tanah, pabrik dapat melakukan metode pemanenan air hujan (rain water harvesting). Air hujan yang jatuh di atap dan di sekitar pabrik dikumpulkan (ditampung) yang kemudian dimanfaatkan kembali untuk diolah menjadi air bersih layak pakai. 

Pemerintah daerah juga perlu mempertahankan dan memperluas kawasan hutan bakau yang masih tersisa. Kebutuhan air untuk pabrik juga perlu dipersiapkan  oleh PDAM setempat untuk mengurangi pemakaian air tanah. 

Alih fungsi lahan pertanian dan ketahanan pangan

Jawa Tengah adalah salah satu produsen beras terbesar di Indonesia. Dengan banyak pabrik yang berdiri di Pantura Jawa Tengah produksi beras dari daerah ini dapat berkurang drastis karena pabrik-pabrik ini dibangun di atas lahan persawahan dataran aluvial yang sangat subur dan produktif. Situasi ini akan berpengaruh pada ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Perlu diimbangi dengan ekstensifikasi (perluasan) lahan persawahan di daerah lain yang lahannya masih luas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun