Mohon tunggu...
Abdul Adim Ashar
Abdul Adim Ashar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Angkatan 2017 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Nature

Peduli Akan Kebutuhan Gizi Warga Desa Larangan, KKN-T Umsida Kenalkan Inovasi Hidroponik

19 September 2020   04:58 Diperbarui: 19 September 2020   22:26 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa UMSIDA KKN-T a.n Abdul Adim Ashar berkolaborasi inovasi hidroponik dengan warga setempat a.n M. Muchlis 

Tim Kuliah Kerja Nyata Tangguh (KKN-T) 2020 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) gelar pelatihan praktek hidroponik sebagai inovasi bidang pertanian di Desa Larangan, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, pada Minggu (30/08).

Kegiatan yang dihadiri perwakilan warga Desa Larangan itu, telah dilakukan sejak tanggal 8 Agustus 2020 oleh Abdul Adim Ashar, salah satu tim KKN-T, "Insyaallah, untuk hasil dari cocok tanam hidroponik ini sudah bisa di lihat hasilnya di akhir September mendatang," pungkasnya.

Lebih lanjut Adim, sapaan akrabnya mengungkapkan, media hidroponik yang ia terapkan kali ini menggunakan botol bekas yang ada di lingkungan Desa Larangan, dengan tujuan untuk pengurangan limbah sampah plastik sekaligus agar memudahkan masyarakat untuk menerapkan hidroponik di lingkungan rumah masing-masing.

Tahap proses pembuatan hidroponik bermediakan botol bekas
Tahap proses pembuatan hidroponik bermediakan botol bekas

Abdul Adim Ashar, Koordinator KKN-T kelompok 40 mengungkapkan harapannya, "Ya.. harapannya, sistem cocok tanam dengan hidroponik ini bisa diterapkan oleh masing-masing warga desa larangan, sehingga nantinya setiap orang bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan gizinya," ungkapnya.

M. Muklis, salah satu warga Desa Larangan menyampaikam, "Saya senang dengan adanya program ini, dan tentunya sangat mengapresiasi, terlebih dikarekan di lingkungan desa ini jarang sekali tanaman rumah yang bisa sekaligus dikonsumsi, karna kebanyakan warga hanya menanam tanaman hias," ujarnya.

Abdul Adim Ashar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun