Berikut ini adalah sebuah rekonstruksi fiksi dari legenda Roro Jonggrang yang saya tulis secara imaginatif berdasarkan data-data sejarah yang ada dan dihubungkan dengan legenda Roro Jonggrang. sebelum membaca rekonstruksinya ada baiknya membaca link ini :
Untuk semakin menguatkan pengaruh dan kekuasaan Wangsa Sanjaya di Mataram, Rakai Pikatan menyunting Pramodawardani dari klan wangsa Syailendra. Walaupun untuk mendapatkan itu Rakai Pikatan harus melakukan perjuangan yang keras dan menjalankan megaproyek membuat Seribu Candi dan dua Jalatunda. Hal ini dilakukan Rakai Pikatan sebagai bukti cintanya pada sang pujaan hati, Pramowardani. Dan sebagai tanda bakti pada sang suami Pramodawardani pun secara sukarela pindah agama dari keyakinan Budha menjadi penganut Siwa-Hindu seperti agama suaminya Rakai Pikatan. Dan seperti halnya penganut agama Hindu yang taat, Pramodawardani pun memiliki dewa pujaan yang sering disembahnya yaitu Dewi Durga. Karena hal tersebutlah nanti Pramodawardani selalu diidentikkan dengan patung Dewi Durga yang ada di Prambanan, atau orang lebih sering menyebutnya Roro Jonggrang.
Namun pernikahan politik ini kemudian sangat tidak sukai dan ditentang keras oleh sang paman (adik ayahnya) Pramodawardani, yaitu Balaputeradewa. Karena menurut Balaputeradewa, pernikahan politik ini ditakutkan akan menghancurkan otoritas dari Wangsa Syailendra yang sudah dibangun kuat dan besar pada masa Samaratungga. Perang pun tak dapat dihindari, antara pihak yang ingin mempertahankan kejayaan Wangsa Syailendra dengan pihak yang akan melakukan perluasan kekuasaan dengan melakukan koalisi (perkawinan politik) dengan Wangsa Sanjaya.
Namun karena kekuatan Balaputeradewa tidak sebesar kekuatan koalisi Pramodawardani-Rakai Pikatan maka akhirnya Balaputeradewa pun kalah dan menyingkir ke Sriwijaya dan membangun kekuatan disana.
Keterangan : Rekonstruksi ini sekali lagi adalah Fiksi, sebuah gelitik dari Legenda Roro Jonggrang yang katanya memiliki dasar kisah nyata di masa lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H