Mohon tunggu...
Abdul Rojak
Abdul Rojak Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah hiburan, menulis adalah pelepasan ide dan gagasan

ABDUL ROJAK, tinggal di Depok, Jawa Barat, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mpu Baradah Tafsir Membelah Medang Kamulan Menjadi Dua

29 Oktober 2010   04:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:00 2898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mpu merupakan gelar dan artinya adalah seorang pandai atau tukang. Dalam konsep modern zaman sekarang, gelar mpu dapat disandingkan dengan, Insinyur (Ir.) Dokter (dr.) Guru (S, Pd) atau gelar pendidikan yang lain. Dalam legenda terbentuknya kerajaan kediri dikisahkan bahwa Kerajaan Medang kamulan yang saat itu di pimpin oleh Raja Airlangga meminta Mpu Baradah menyelesaikan masalah perebutan kekuasaan anak beliau yaitu Jaya Warsa dan Jayeng Rana. Dengan kebijaksanaan Mpu Baradah dalam ceritanya, beliau dengan membawa sebuah kendi yang berisi air, ia terbang di atas kerajaan Medang Kamulan. Ajaib, kucuran air itu berubah menjadi anak sungai. Kerajaan Medang Kamulan pun terbelah menjadi dua, Panjalu dan Jenggala. Legenda rakyat ini untuk sebagian bangsa indonesia yang mistis mungkin diterima begitu saja, bahwa memang orang-orang pintar pada jaman dahulu bisa melakukan keajaiban seperti itu. Namun kalau kita mau mereflesikan lebih jauh legenda rakyat tersebut, kita bisa menafsirkan bahwa mpu Baradah adalah seorang Mpu, seorang yang ahli dibidang tata negara dan geografis wilayah. Dan dengan kemampuannya tersebut, supaya perang saudara tidak terjadi diantara anak Airlangga, maka medang Kamulan dipecah menjadi 2 dengan batasnya adalah sungai berantas. Karena menurut legenda tersebut, kucuran air yang dibawa oleh mpu Baradah berubah menjadi Sungai Brantas. Padahal secara logika sebuah sungai terjadi karena memang terbentuk oleh alam dengan sendirinya melalui proses grafitasi air dari air matanya diatas gunung kemudian turun ke lembah menuju muara di lautan. Kalaupun ada yang bilang, kucuran air itu menjadi anak sungai dari sungai berantas kita dapat menafsirkan bahwa dengan keahliannya dan bantuan tenaga kerja manusia (rakyat Medang Kamulan), mpu baradah membuat sungai buatan dengan cara menggalinya hingga tepat ditengah membelah wilayah kerajaan Medang Kamulan. Ini hanya sekelumit kecil dalam cerita sejarah Indonesia yang berbau mistis dan ajaib, dengan sumber legenda, cerita rakyat atau pun babad. Dan karena sumber sejarah tersebut bernuasa supranatural maka banyak para ahli sejarah yang tidak menjadikannya rujukan utama, padahal kalau mau dicermati lebih dalam, banyak hal bisa kita gali dan angkat sumber tersebut menjadi sumber utama asal ditafsirkan dengan baik dan lebih rasional. * Penulis adalah Guru Sejarah SMA Avicenna Cinere

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun