Kemampuan mengelola pembelajaran dikelas adalah suatu keharusan bagi guru. Salah satu faktor yang dapat mendukung mengarahkan siswa aktif berpikir dalam belajar matematika adalah dengan cara guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang efektif.  Tujuan pembelajaran matematika disekolah salah satunya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Pertanyaannya adalah: Bagaimana kita sebagai guru memfasilitasi siswa untuk menjadi pemikir (thinker) dan pemecah masalah (problem solver) yang lebih baik? Jawabnya sederhana: Jadikan kelas matematika sebagai tempat bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir mereka.
Â
Pengajaran keterampilan berfikir dilandasi dua filosofi. Pertama harus ada materi atau pelajaran khusus tentang berfikir. Kedua, mengintegrasikan kegiatan berfikir ke dalam setiap pembelajaran matematika. Dengan demikian, keterampilan berfikir terutama berfikir tingkat tinggi harus dikembangkan dan menjadi bagian dari pelajaran matematika sehari-hari. Dengan pendekatan ini, keterampilan berfikir dapat dikembangkan dengan cara membantu siswa menjadi problem solver yang lebih baik. Untuk itu, guru harus menyediakan masalah (soal) yang memungkinkan siswa menggunakan keterampilan berfikirnya.
Â
Keterampilan berfikir terdiri atas empat tingkat, yaitu: menghafal, dasar, kritis, dan kreatif. Menghafal adalah tingkat berfikir paling rendah. Keterampilan ini hampir otomatis atau refleksif sifatnya. Contoh dari keterampilan ini adalah sebutkan faktor prima dari 20?. Selanjutnya keterampilan berpikir tingkat dasar yang meliputi memahami konsep-konsep seperti penjumlahan dan pengurangan, termasuk aplikasinya dalam soal-soal. Contoh dari konsep perkalian adalah mencari bunga tabungan sebesar 1 juta setelah 5 tahun bila bunga perbulan adalah 2%. Berfikir kritis adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah. Termasuk di dalamnya mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan menganalisa informasi. Berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari data yang diberikan dan mampu menentukan ketidak-konsistenan dan pertentangan dalam sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan berfikir kritis. Dengan kata lain, berfikir kritis adalah analitis dan refleksif.
Â
Tingkatan yang terakhir adalah berfikir kreatif yang sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan di antaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya. Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menelorkan hasil akhir yang baru.
Â
Dua tingkat berfikir terakhir inilah (berfikir kritis dan berfikir kreatif) yang disebut sebagai keterampilan berfikir tingkat tinggi yang harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika dan akan dibahas dalam tulisan ini.
Â
Berpikir kritis dan berpikir tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang efektif. Pertanyaan yang efektif memiliki karakteristik sebagai berikut:
Â
Â
Â
· Menuntut siswa berpikir, tidak sekedar mengingat dan menyebutkan.
Â
· Bersifat atau mengarah pada pertanyaan yang open-ended.
Â
· Memungkinkan jawaban yang beragam.
Â
· Memungkinkan siswa memaknai matematika dari proses menjawab pertanyaan tersebut.