Mohon tunggu...
Bang Doel
Bang Doel Mohon Tunggu... Penulis - Penulis tentang keperempuanan, pendidikan dan kaum marginal.

Laki-laki lulusan UIN sunan Gunung djati bandung yang berkecimpung di dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masyarakat Kaum Marginal pun Membutuhkan Pendidikan

8 Juni 2023   09:15 Diperbarui: 8 Juni 2023   09:24 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ikan itu sangat penting tanpa memandang status dari setiap orangnya.  karena seperti halnya yang tertera dalam undang-undang bahwa cita-cita negara adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

 maka dari itu,  mereka kaum terpinggirkan secara ekonomi maupun terpinggir dan secara sosial berhak untuk mendapatkan pendidikan. Di kendala karena pendidikan di Indonesia secara umum masih belum merata dan ini berdampak kepada Kaum marginal mereka yang seharusnya mampu dan dapat meraih pendidikan namun terhalang oleh keadaan baik keadaan ekonomi ataupun akses untuk meraih pendidikan itu sendiri.

 hal ini Menjadikan banyak menjadikan banyak komunitas-komunitas yang mulai membuka mata untuk memberikan akses pendidikan kepada mereka yang ada di pelosok-pelosok terpencil yang jauh dari sekolah-sekolah formal.  ada komunitas dari Indonesia mengajar contohnya. 

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah yang artinya: " menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim"

 ketika menuntut ilmu menjadi sebuah kewajiban setiap muslim, maka seluruh masyarakat dengan struktur sosial dan politiknya seharusnya mampu mengkondisikan agar kewajiban tersebut bisa dilaksanakan dengan sempurnanya.  dan sebetulnya iptek dari pendidikan amatlah besar terlebih untuk mengentaskan kemiskinan karena dari pendidikan itulah  seseorang mampu membuka pikirannya seluas-luasnya dan mampu memecahkan  masalah yang terbilang rumit.

Dilihat dari data UNICEF pada tahun 2019 lalu di seluruh dunia,  terdapat 129 juta anak perempuan yang putus sekolah.  begitupun sama dengan di Indonesia yang dilansir dari data Kemendikbud ristek pada tahun 2021 terdapat 75.3003 anak Indonesia yang putus sekolah.  di mana angka anak Indonesia yang putus sekolah tersebut terus meningkat hingga tahun 2022.  hal ini menunjukkan bahwa sebetulnya pemerataan pendidikan di Indonesia masih belum maksimal, karena banyak anak-anak Indonesia. 

Hal yang paling mendasar dari tidak meratanya sebuah pendidikan di Indonesia adalah karena faktor ekonomi. . karena orang pedesaan pada umumnya  hanya berprofesi sebagai buruh dan petani,  penghasilan yang mereka dapatkan tidak bisa memenuhi kebutuhan yang layak apalagi untuk membiayai pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.  walaupun sebetulnya hal ini Seharusnya menjadi tugas pemerintah karena pernyataan bahwa wajib belajar bagi mereka adalah 12 tahun yang itu artinya seharusnya pemerintah memikirkan Bagaimana solusi agar mereka orang-orang Marjinal mampu mendapatkan pendidikan secara formal tentunya.

Terakhir saya katakan bahwa pendidikan adalah sebuah tombak untuk merubah sebuah negara titik karena pondasi dari sebuah peradaban adalah pendidikan baik formal maupun nonformal. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun