Mohon tunggu...
Ahmad Zaki
Ahmad Zaki Mohon Tunggu... -

Yg berharap ampunan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dibaca atau Tidak, Sebaiknya Dibaca

29 Maret 2013   22:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:01 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata seseorang: Marilah cari fakta di balik realita. Barangkali banyak tersembunyi di sana. Opini adalah hasil dari pengetahuan kita. Objektifitas kian tajam kalo sumber pengetahuan lebih banyak dan benar. Letakkan rasa keadilan di ujung hati dan benak kita, sebelum semuanya. Niscaya terang lebih terang dari matahari akan kau jumpa.

Sebenarnya aku gak tau mau nulis apa. Bahkan judul pun belum aku tentuin, Tapi entah kenapa, aku pengen nulis. Menulis semua yang bisa keluar dari getaran dan hentakan jemariku. Makanya kalo ngawur, maafin, ye. hehe.

Selama membaca tulisan-tulisan orang, banyak hal baru yang bisa aku dapat. Yang positif tentu banyak, walau yang negatif juga banyak kujumpai. Tapi paling tidak, aku bisa menilai pribadi orang (menurut pengamatan pribadi, nih) apakah dia baik atau buruk, objektif atau tidak, lurus atau bengkok.

Tapi bukan itu inti yang ingin aku sampaikan. Aku hanya punya mimpi. Seandainya saja para penulis (bahkan jurnalis) bisa punya sedikit rasa adil dalam dirinya. Aku yakin, akan banyak orang yang menjelma menjadi orang baik. Minyak wangi, jika aromanya menyebar, maka banyak orang akan merasa senang. Tapi kalo bau busuk merebak, pasti mempengaruhi mood yang menciumnya jadi buruk. Apatah lagi tulisan. Jika orang hanya menemukan hal-hal yang baik, hanya membaca hal-hal yang baik dan bermanfaat, pastilah orang tersebut akan menjadi baik juga.

Jadi aku berkeyakinan kuat, kita punya andil yang signifikan dalam perubahan orang di sekitar kita, bahkan masyarakat dan negara kita.

So, itulah hikmahnya telinga kita dua tapi mulut kita satu. Itulah hikmahnya kuping terbuka dan mulut memiliki bibir sebagai penutup. Banyaklah mendengar, belajar dan tutuplah mulut kita. Letakkan lisan di belakang akal dan hati, sehingga diolah dulu sebelum dikeluarkan. Jangan letakkan lisan di depan semuanya, karena lisan akan liar dan melesat tak terjinakkan..

Sekali lagi jadilah terang atau minimal membawa terang. Tapi jangan bawa api yang bisa membakar sehingga akhirnya semua jadi hangus menghitam, kelam, menyebabkan terang pun memburam dan terbenam. Just it. Just Think it. Just Do it.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun