Siapa yang tidak mengenal nama Hery Syofyankhususnya di forum Kompasiana Kanal Bola. Sosok yang jenius ini sering mematahkan argumen-argumen dari pihak musuh yakni kaum terlaknat Lanyaladewi macam Andika, Justin, Otto vb, dan lain sebagainya. Melalui artikel hebatnya, Hery Syofyan sering membuat para Kaum Lanyaladewi bungkem karena ketidakmampuan mereka menangkal logika dari Hery Syofyan ini.
Kompasianer yang berasal dari dataran Borneo ini juga sangat lihai memancing emosi lawan-lawannya dengan penyajian bahasa yang halus, santai, mudah dimengerti, namun tajam. Sehingga tidak berlebihan kalau saya menjuluki Hery Syofyan dengan julukan “The Master Mister Of Kompasiana Bola”, karena kemampuannya yang diatas rata-rata. Hery Syofyan memiliki prinsip yang kuat. Konsisten membela yang benar, dan tidak gentar sedikitpun berteriak-teriak melawan kezhaliman penguasa terutama terkait kisruh PSSI-Imam Nahrowi.
Menurut Hery Syofyan, sepakbola Indonesia adalah milik rakyat Indonesia dan menginduk ke FIFA sebagai induk sepakbola dunia. Jika sepakbola sebuah negara sementara tidak diakui FIFA, maka sepakbola tetaplah bisa berjalan dalam upaya perbaikan ke depan, karena sampai sejauh ini belum ada terdengar pemain dan keluarga pesepakbola yang mati kelaparan,.
Pemikiran Hery Syofyanyang dituangkan ke dalam tulisan-tulisan dapat kita ambil contoh sebagai referensi bagaimana menulis artikel tanpa hawa nafsu seperti yang sering dipakai oleh kaum terlaknat Lanyaladewi. Artikel yang dipenuhi hawa nafsu dapat kita temukan dalam tulisan si Andika, anak muda nan cerdas yang dianggap sangat luar biasa oleh kaum Lanyaladewi. Saking hebatnya Andika pernah mengklaim bahwa korupsi yang dilakukan oleh Sepp Blatter di FIFA itu tidak apa-apa dan wajar saja dalam pergaulan dunia, sungguh pendapat dan logika yang sangat sesat. Padahal, jika Warren Buffet atau pun Georgio Soros mau memainkan dana mereka, belum tentu juga akan mengguncang keuangan dunia. Hehehehe.... itulah contoh kengawuran para senior-senior Lanyaladewi.
Kembali ke Hery Syofyan.... Aku secara pribadi tidak begitu mengenal secara dekat siapa itu Hery Syofyan. Namun secara naluri, aku bisa menebak kalau Hery Syofyan bukanlah orang sembarangan, karena logika yang dipakainya setara dengan logika lulusan Strata 2 atau mungkin S3. Hery Syofyan akan selalu dikenang sebagai Kompasianer anti politisasi pada sepakbola, dan akan mendukung setiap usaha pemerintah dalam memajukan industri sepakbola nasional melalui organisasi yang diakui pemerintah sbeagai wakil Indonesia dalam urusan sepakbola Internasional.
Hery Syofyanmerupakan pendukung sejati sepakbola Indonesia, dia begitu cinta pada sepakbola negerinya sendiri. Sebagai buktinya, dia tidak pernah lelah berbicara tentang sepakbola negara yang amat dicintainya sendiri. Kalau boleh aku bilang, jika dibandingkan dengan Partoba Pangaribuan, maka Hery Syofyan layak dijadikan ketua suporter seluruh Indonesia karena sifatnya yang santun, sopan, merendah, dan berintelegensi luas. Aku rasa, debu yang menempel di lubang hidungnya Hery Syofyan, tidak sebanding dengan seorang Partoba Pangaribuan.
Dan terakhir sebagai pengakuan keintelektualan saudaraku ini, maka Kompasiana telah melabelinya dengan verifikasi Biru. Bandingkan dengan kompasianer kaum terlaknat Lanyaladewi, apalagi jerrywae yang statistiknya nol..nol..dan nol..hanya komennya saja yg ribuan.
Palembang, 17 Maret 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H