Mohon tunggu...
Abdul Basid
Abdul Basid Mohon Tunggu... -

Kota Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Belajar, Ziarah dan Istighosah UN

13 April 2015   09:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:11 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tiga tahun belajar hanya ditentukan dengan Ujian Nasional, bila anak diharap bisa berjalan maka harus diajari untuk berjalan. Juga tentang bersepeda, memanah ataupun berenang adalah sebuah keterampilan hidup yang dipelajarkan agar anak cakap dan terampil dalam bidang yang dipelajari. 12 tahun belajar di sekolah namun setelah lulus dia tak bisa surfive dalam kehidupan pasca lulus sekolah. Mereka kebingungan tentang jati dirinya, yang harus berbuat apa ? ilmu yang diperoleh tak dapat diaplikasikan untuk sekedar menopang tegaknya kaki dengan penghasilan dari ilmu yang dipelajarinya di sekolah.

Untuk mencari ketenangan menjelang Ujian Nasional ada sebagian yang mensyirikkan dan mengkafirkan  berdoa di kuburan. Bahkan kalian mencari formula tak rasional dari doa bersama dan istighosah dengan menggantikan Hipnoterapi atau tenaga psikolog dan psikiater.

Kalian yang hidup tak memberikan kenyamanan pada siswa, yang membuat stress mereka adalah kalian dengan membuat sistem pendidikan yang memberatkan mereka. Apakah setelah lulus UN kalian menjamin ketenangan batin mereka ?? Menjamin kehidupan mereka ??

Mereka lebih nyaman dengan "yang mati", untuk sekedar duduk disampingnya dan berdoa pada Allah swt., dibandingkan dengan kita yang yang ngomong macam-macam bermacam teori yang berdibanding terbalik dengan tingkah laku kita. Berbicara kejujuran, kecerdasan, akhlak mulia dan sebarek "karakter" namun rusak dengan teladan buruk dan praktik-praktik politisasi pendidikan itu sendiri.

Berdoa bersama dalam bentuk mujahadah atau istighosah merupakan pengakuan akan eksistensi Allah sebagai satu-satunyanya penolong dan pemberi ketenangan batin. Berziarah, ada pelajaran yang tak dimengerti bagi mereka yang melarang dan tidak melakukan. Sehingga tak bisa salahkan mereka yang mempunyai keyakinan dengan apa yang diamalkan, sementara syirik itu menjadi otoritas Allah dalam menilainya.

Belajar harus dilakukan oleh siswa sebagai bentuk kasab ikhtiyar kemanusiaan yang wajib dilakukan. Berdoa sebagai bentuk pengakuan eksistensi Allah swt, dan berziarah dapat dianggap sebagai koreksi kita kenapa mereka mengadu ke sana. Yang hidup tidak memberikan solusi bagi persoalan pendidikan di negeri ini.

Selamat menempuh UJIAN NASIONAL, semoga selalu diberikan kesuksesan dalam tiap-tiap ujian kehidupan dan peningkatan iman. (dz al Q-shud)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun