[caption id="attachment_75955" align="alignleft" width="300" caption="tetap bahenol tanpa kolesterol"][/caption] Dulu, badan gemuk pernah menjadi perlambang kemakmuran. Tetapi, pandangan itu kini sudah bergeser. Tidak saja dikesankan lamban dalam tindakan, tapi juga identik dengan ragam kandungan risiko penyakit mematikan. Mulai dari diabetes melitus, jantung, stroke, hingga radang sendi. Tak heran jika jauh hari Hipocrates, bapak ilmu pengetahuan, menyatakan, “Orang gemuk lebih cepat meninggal”. Sebab, lemak tubuh merupakan cerminan terjadinya kelebihan berat badan atau kegemukan (obesitas), yang menimbun banyak penyakit. Mengerikan, bukan? Penyataan di atas memunculkan pemeo bahwa umur seseorang tergantung lingkar ikat pinggangnya. Panjang lingkar ikat pinggang seseorang mencerminkan kadar kolesterol. Semakin panjang, semakin banyak kolesterol yang tersimpan. Semakin lama kolesterol tersimpan, semakin banyak kemungkinan penyakit-penyakit itu menyerang. Dari situlah muara munculnya “kolesterol phobia”. Banyak orang menjadi takut dengan segala makanan yang berkolesterol. Sikap ini tentu tidak tepat, sebab tak selamanya kolesterol itu jelek. Tetap dibutuhkan tubuh untuk beragam fungsi seperti membuat hormon seks, adrenal. Tapi, jika berlebihan tubuh menjadi abnormal. Gaya hidup dan pola makan yang kita konsumsi sehari-hari merupakan dua hal yang sangat berperan penting dalam menyumbang kadar kolesterol kita. Semakin baik pola dan kualitas makanan kita, keseimbangan kolesterol dan kesehatan kita secara keseluruhan semakin terjaga. Begitu pun sebaliknya. Seiring pengelolaan gaya hidup dan pola makan yang tepat, olahraga yang teratur juga perlu menjadi pilihan lain. Bukan jaminan hanya karena kita mengonsumsi sebuah produk susu lantas kita bisa sehat tanpa berolahraga. Bagaimana tetap bahenol tanpa kolesterol? Coba lihat lingkar ikat pinggang Anda, di situ tersedia jawabannya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI