[caption id="attachment_93846" align="aligncenter" width="400" caption="love need some care (sumber foto: miss-silent.deviantart.com)"][/caption]
Sampai saat ini aku masih percaya bahwa cinta adalah kata yang indah. Efek kata ini membuat aku senantiasa merasa hangat dan larut dengan segenap eksitasi yang ditimbulkannya. Bahkan, tak jarang aku menganggap cinta adalah yang sejatinya aku butuhkan.
Namun, sebagai tahapan hidup, aku harus melalui saat-saat aku mencintai seseorang dan dia tidak membalas mencintaiku. Aku terluka. Aku sakit. Saat itu aku ingin mati saja. Bukan karena aku tidak bisa hidup tanpa si dia, tapi aku tak tahan melihatnya dekat dengan orang lain. Itu saja. Saat menghadapi situasi seperti ini, paling aku berusaha menyadari bahwa aku memang mencintainya, sementara dia mencintaiku atau tidak itu urusan beda. Biarlah itu menjadi urusanku dengan Yangkuasa. Aku pun memilih mencintainya dengan diam-diam. Namun, mencintai seseorang dengan diam-diam ternyata juga tak bisa sepi dari risiko. Setali tiga uang dengan apa yang pernah dicatatkan Raditya Dika dalam bukunya Marmut Merah Jambu. Dengan satir halus Radith menuliskan:
"Pada akhirnya, orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendoakan. Mereka cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap, pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama makin besar, lalu semakin lama semakin jauh. Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya menerima. Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak kita sesungguhnya kita butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan. Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian.”
Bagiku, itulah hal yang paling sulit aku lakukan, melihat orang yang kucintai mencintai orang lain, bukannya aku. Tapi, setelah itu, aku mencoba berpikir kembali ketika aku tidak tahu orang yang dekat dengan si dia itu dan aku tak punya alasan untuk membenci orang itu. Namun, cinta adalah perasaan yang hebat. Mungkin aku akan merasakan karunia itu lagi, kalau tidak sekarang mungkin nanti, atau malah tanpa menunggu lama lagi. Setelah semua rasa sakit itu hilang, aku akan mencintai lagi, dan bahkan lebih kuat dari sebelumnya. Aku percaya, ada banyak orang di dunia ini. Namun, takkan kubiarkan seorang pun menemukanku dalam keadaan kalap karena aku merasa tidak layak dicintai. Tidak akan! Jika pun terpaksa, biarkanlah aku mencintainya dengan diam-diam.
Dan bagi Anda yang sedang menjalin hubungan dengan seseorang, pertahankanlah itu, dan jangan mudah menyerah. Selamat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H