Mohon tunggu...
Abdul Gafur
Abdul Gafur Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nasib Negara Berkembang di Kancah Internasional

9 Oktober 2018   21:18 Diperbarui: 9 Oktober 2018   21:44 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(odysseyonline.com)

Indonesia merupakan salah satu diantara banyak negara yang masih bersetatus sebagai negara berkembang. Secara umumnya Negara berkembang adalah negara yang pendapatannya rendah, infrastuktur relatif berkembang dan perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di bawah standar global. Pertanyaannya adalah kenapa Indonesia masih menjadi negara berkembang? Bukankah Indonesia kaya akan alamnya?  

Ya, Semua itu pasti ada indikator-indikator tertentu yang membuat Indonesia masih nyaman dalam kondisi ini. Indikator pertama yang membuat suatu negara tersebut masih berkembang adalah perekonomian.

Perekonomian negara berkembang rata-rata hanya USS$ 950, dengan laju pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah (3%) dengan angka inflasi tinggi yang mencapai 37%. Sarana komunikasi dan transportasi sangat terbatas, serta daya saing di pasar internasional juga sangat terbatas. Kenyataannya adalah masyarakat masih susah untuk mencari pekerjaan karena sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia.

Kedua, tingkat pendidikan rendah. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat pendidikan Indonesia tidak sebanding lurus dengan tingkat keserapan dalam dunia kerja.

Pada tahun 2015 lalu, pengangguran setelah lulus dari SMA sebesar 21,88%  dari 17.300.019 penduduk usia 15 tahun, lebih rendah daripada lulusan SD (24,15%). Hal ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan di Indonesia sangatlah rendah. Selain itu bukan hanya siswa saja yang menjadi objek dalam tulisan ini, melainkan guru pun juga.

Seperti yang dilansir dalam (Kompas/30/4/18) pangkal persoalan adalah rendahnya kompetensi guru. Meskipun secara resmi mereka telah memiliki sertifikat pendidik, banyak guur yang kopentensi pedagogik dan profesionalnya tidak memadai. Kompetensi mereka hanya sedikit di atas sekor minimal kelulusan ujian kompetensi guru.

Ketiga, tingginya tingkat pengangguran. Ya, seperti yang telah dijelaskan di atas pengangguran merupakan hasil atau bentuk dari ketidak stabilan suatu perekonomian negara. Keterbukaan lapangan pekerjaan sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat.

Keempat, SDM rendah. Ya mungkin ini murapakan jawaban pertanyaan di atas. Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya, akan tetapi itu semua tidak akan berarti jika SDM-nya tidak memadai. Salah satu contohnya adalah banyaknya investor asing yang masuk ke Indonesia.

Kelima, banyaknya kasus korupsi. Mungkin diantara indikator yang menyebabkan suatu negara tersebut tidak maju adalah indikator ini. Kasus korupsi sudah sering kita dengar dan lihat sendiri dalam televisi. Indikator ini bukanhanya memperlambat negara berkembang menjadi maju, akan tetapi indikator ini sudah menjadi penyakit mematikan yang dialami suatu negara.

Lima indikator tersebut mungkin sudah cukup mewakili perbedaan antara negara berkembang dan negara maju. Akan tetapi pertanyaannya bagaimana cara negara berkembang bisa menyaingi atau bisa meredam negara maju yang terkenal sebagai pemegang arus global?

Dalam teori komunikasi internasional ada yang namanya teori propaganda, teori tersebut tentunya sudah tidak asing lagi dalam telinga masyarakat. Ya , teori propaganda sering digunakan untuk kepentingan politik dan bahkan manipulasi pendapat publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun