Mohon tunggu...
Abdul Fikar Khajar
Abdul Fikar Khajar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah di Universitas Negeri Semarang

Orang yang tidak tahu kalau dirinya tidak tahu, orang yang tidak tahu kalau dirinya tahu, orang yang tahu kalau dirinya tidak tahu, dan orang tahu kalau dirinya tahu (Abu Hamid al-Ghazali)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Program Kerja Tim UNNES Giat Unit Kalikebo Mengenai Teknik Pemilahan Sampah dan Pelatihan Ecobricks

31 Agustus 2022   22:25 Diperbarui: 31 Agustus 2022   23:23 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada pertengahan bulan Juli yang lalu, salah satu universitas di Indonesia yaitu Universitas Negeri Semarang telah resmi meluncurkan program kuliah bagi para mahasiswa-mahasiwinya  guna mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kegiatan tersebut diikuti oleh sejumlah mahasiswa yang didominasi oleh mahasiswa mahasiswi semester 7. Sekedar informasi, bahwa pada pelaksanaan KKN kali ini, Universitas Negeri Semarang selaku penyelenggara acara memiliki penyebutan sendiri dalam menamai kegiatan ini, namanya adalah UNNES GIAT. Namun meskipun begitu pada dasarnya program kegiatan ini mengacu pada program yang setara dengan KKN pada umumnya. Selain itu, para peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan para peserta angkatan kedua.

Adapun dalam implementasinya, ada dua kabupaten yang dipilih untuk dijadikan sebagai destinasi bagi para mahasiswa-mahasiswi melakukan program UNNES GIAT. Dua tempat yang dimaksud sejatinya berbasis pada lokasi yang sama, yakni Jawa Tengah. Dua Kabupaten itu merupakan Kabupaten Klaten dan Pemalang. Untuk yang ada di Kabupaten Klaten, terdapat lebih dari 200 peserta yang ditempatkan di daerah ini dengan masing-masing membawa ide serta gagasannya untuk direalisasikan di desa-desa mereka ditempatkan.

Salah satu desa yang dipilih oleh para  pihak penyelenggara yang terlibat adalah Desa Kalikebo. Secara data demografis, desa ini memiliki jumlah penduduk terpadat dibandingkan desa-desa lain di Kecamatan Trucuk. Menurut pengakuan dari salah satu perangkat desa di sini, tercatat ada sekitar 7600-an penduduk yang tersebar di seluruh Desa Kalikebo sehingga tidak mengherankan bila desa ini memiliki bentang wilayah administrasi yang luas pula.

Pada hari pertama pelaksanaan program UNNES GIAT di Desa Kalikebo, tim GIAT unit Kalikebo yang berjumlah 10 orang selama kurang lebih tujuh hari mengadakan observasi bersama terkait dengan bagaimana kondisi desa baik dari segi lingkungan alam maupun segi sosial. Kegiatan observasi tersebut ditujukan agar para peserta mengetahui segala potensi yang dimiliki desa dengan dibantu oleh beberapa perangkat desa yang sedang bekerja. Potensi Desa Kalikebo yang dikaji oleh para peserta KKN merupakan hasil dari informasi yang dipaparkan oleh Kepala Desa Kalikebo pada saat sesi pertemuan perdana antara peserta UNNES GIAT unit Kalikebo dengan para jajaran perangkat Desa yang hadir, potensi tersebut menyangkut lima pilar yang di antaranya aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, budaya, dan lingkungan.

Setelah melakukan observasi, maka para peserta UNNES GIAT Desa Kalikebo mulai menyusun program kerja unggulannya masing-masing yang hendak direalisasikan pada masa KKN selama dua bulan ini. salah satu, program kerja unggulan yang menjadi sorotan adalah penyuluhan akan pentingnya teknik pengolahan sampah serta pelatihan pembuatan ecobrics. Kegiatan tersebut dilangsungkan pada hari Jum'at tanggal 26 Agustus yang lalu. Program kegiatan tersebut diikuti oleh sejumlah orang dewasa baik laki-laki dan perempuan. Memang, bila mengacu pada objek audien penyelenggaraan acara sejatinya acara tersebut ditujukan untuk dihadiri oleh partisipan dari organisasi PKK, yang mana organisasi tersebut diisi oleh para wanita usia dewasa.

Salah seorang mahasiswa penggagas program kegiatan tersebut bernama Dian Setya Andri Saputra yang berasal dari jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik. Awalnya, dirinya hendak menyusun pgogram kerja tentang pembuatan briket dari bahan sekam padi. Namun, ide terkait program tersebut ia batalkan dengan kemudian diganti dengan program lain berupa teknik pemilahan sampah dan pelatihan ecobricks. Program tersebut dijalankan atas saran dari Kepala Desa setempat yang merekomendasikan agar diadakan sosialisasi kepada penduduk Desa Kalikebo tentang bagaimana tata cara pengelolaan sampah yang baik dan benar. Bukan tanpa alasan konsep program tersebut direncanakan, sebab bila meninjau kondisi daerah dari Desa Kalikebo maka akan didapati banyak sekali sampah yang masih bertebaran di tempat-tempat yang tidak semestinya sepeti di tepian jalan dan khususnya di areal pinggiran sungai sehingga tidak heran pula apabila pihak penyelenggara daerah menaruh consent lebih pada permasalahan lingkungan ini. Oleh karena alasan tersebut, maka Dian (panggilan akarabnya) yang merupakan mahasiswa teknik Kimia menggagas suatu ide yang diharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan tersebut. ide tersebut bukan hanya sekedar meneruskan pesan yang disampaikan oleh Kepala Desa setempat, namun ia juga merancang program lainnya yang mnejadi inti dari tema yang hendak diangkat, di mana gagasan tersebut berupa penyuluhan mengenai  bagaimana memanfaatkan benda-benda limbah yang ada disekitar yang apabila dikerjakan dapat mendatangkan manfaat bukan hanya secara ekolohgis tetapi juga ekonomis. Program kerja tersebut adalah pelatihan pembuatan ecobrics. Program kerja yang dirancang oleh mahasiwa teknik  tersebut akhirnya dilaksanakan pada hari jum'at dengan durasi waktu pelaksanaan selama lebih dari dua jam, yakni dari pukul 12:45 sampai 15:00 waktu setempat.

Pada dasarnya, rangkaian proses pembuatan ecobricks hanya memerlukan limbah sampah anorganik sebagai bahan utama pembuatannya. Tahapan-tahapan pembuatan ecobricks antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:

  1. Pengumpulan sampah

Sampah yang digunakan meliputi botol-botol bekas, plastik-plastik bekas, dan kertas bekas

  1. Pemotongan limbah

Setelah mendapatkan jumlah limbah yang cukup, kegiatan dapat diteruskan dengan memotong limbah seperti plastik dan kertas yang telah terkumpul sebelumnya  menjadi bagian-bagian kecil

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun