Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanya seorang manusia

jurnalis lepas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pandangan Islam tentang Pengendalian Internal

15 Juni 2023   00:39 Diperbarui: 15 Juni 2023   00:44 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecurangan masih menjadi masalah internal di masyarakat (sumber: pexels.com/Tara Winstead)

Kecurangan atau fraud masih menjadi isu yang banyak diperbincangkan di kalangan masyarakat, mengingat masih maraknya kasus yang terjadi di berbagai sektor. Dalam pandangan Islam, kecurangan dianggap sebagai suatu perbuatan yang melanggar nilai-nilai etika dan moral. Hal ini tercermin dalam Al-Quran, di mana terdapat ayat-ayat yang menggambarkan perilaku curang dan ancamannya terhadap pelaku curang.

Salah satu contoh ayat yang menjelaskan tentang perilaku curang terdapat dalam surah Al-Muthaffifin, ayat 1-6

            artinya: "Celakalah, bagi orang-orang yang curang. Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah mereka itu mengira bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar. Yaitu pada hari ketika semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam."

Ayat tersebut menggambarkan orang-orang yang curang dalam bertransaksi dan menyalahgunakan kepercayaan orang lain untuk memperkaya diri sendiri. Ayat-ayat ini menegaskan bahwa pada akhirnya, pelaku curang akan menghadapi konsekuensi yang berat di hadapan Allah.

Dalam upaya mencegah tindakan kecurangan, Islam mengajarkan pendekatan preventif yang lebih efektif daripada represif. Pencegahan perlu dilakukan untuk menghindari kerugian yang lebih besar, baik bagi institusi maupun individu. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah melalui penerapan sistem pengendalian internal.

Pengendalian internal merupakan bagian dari suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk meningkatkan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Dalam Islam, konsep pengendalian internal didasarkan pada prinsip-prinsip yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadits. Pada masa pemerintahan Islam terdahulu, pola implementasi pengendalian internal didasarkan pada petunjuk yang tertuang dalam Al-Quran dan Hadits, serta dilakukan dengan memohon petunjuk kepada Allah dalam pengambilan keputusan.

Bentuk pengendalian internal dalam Islam mencakup beberapa aspek yang mencerminkan nilai-nilai spiritual dan etika. Selain memperhatikan unsur-unsur lingkungan pengendalian yang mempengaruhi sistem, seperti integritas, komitmen terhadap kompetensi, dan pimpinan yang kondusif, Islam juga mengajarkan nilai-nilai kepemimpinan yang baik. Rasulullah sebagai contoh pemimpin dalam Islam, ditunjukkan sebagai sosok yang berakhlak mulia, berintegritas, berani, amanah, visioner, dan berkemauan kuat.

Dalam menjalankan sistem pengendalian, Rasulullah menunjukkan integritasnya dalam berdagang dan menjaga reputasinya sebagai orang yang terpercaya. Beliau juga memimpin dengan adil dan memperhatikan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Selain itu, pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, diterapkan pula konsep lingkungan pengendalian dengan mengatur tugas dan tanggung jawab para aparat pemerintah serta melakukan evaluasi dan perbaikan terus-menerus untuk mencapai tujuan organisasi.

Prinsip utama dalam lingkungan pengendalian internal dalam Islam adalah membentuk jiwa spiritual dan kepemimpinan yang kuat. Dengan memiliki komitmen kepada Allah dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, pemimpin akan patuh dalam melaksanakan tugas dan menjaga integritas dalam lingkungan kerja. Hal ini akan membantu mencegah terjadinya tindakan kecurangan dan menjaga stabilitas dalam organisasi.

Dalam konteks pengendalian internal, Islam mendorong adanya pengawasan internal yang efektif, penggunaan sumber daya dengan penuh tanggung jawab, serta transparansi dalam pelaporan dan komunikasi informasi. Semua ini bertujuan untuk menjaga integritas, etika, dan keadilan dalam suatu organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun