Mohon tunggu...
Abdul Mutolib
Abdul Mutolib Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pegiat literasi

Penulis buku teks pembelajaran di beberapa penerbit, pegiat literasi di komunitas KALIMAT

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Kita Perlu Belajar Mendengar?

14 Agustus 2020   20:10 Diperbarui: 14 Agustus 2020   20:15 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Most of the succsessful people I'v known are the ones who do more listening than talking"

 " Kebanyakan orang sukses yang saya ketahui adalah orang yang lebih banyak mendengar daripada berbicara" 

Ungkapan di atas pernah disampsikan oleh salah satu ekonom dan pebisnis sukses Amerika yang menjadi penasihat presiden Woodrow Wilson dan Franklin D. Roosevelt, yaitu Bernard M. Baruch. 

Manusia sendiri diciptakan oleh Allah dengan dua telinga dan satu mulut. Ini mengindikasikan agar manusia lebih banyak mendengar daripada berbicara.

Namun faktanya banyak orang yang lebih sering berbicara kepada orang lain daripada mendengarkan pembicaraan orang lain. 

Bahkan ada orang yang selalu ingin mengendalikan orang lain, menguasai pembicaraan dan tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk menyelanya. Akibatnya bukan kelebihan yang yang dikesan oleh orang lain, justru dengan banyak bicara akan menunjukkan berbagai kukurangan diri. 

Penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center dan diterbitkan di jurnal Nature Amerika Serikat menunjukkan bahwa orang yang banyak bicara cenderung lebih sedikit tahu namun merasa lebih banyak tahu. 

Terlalu banyak bicara, istilah Arabnya fudhul al kalam, perpotensi membuat seseorang tergelincir dalam omongan. 

Mengapa kita perlu banyak mendengar daripada berbicara? 

Ada banyak hal yang luar biasa yang datang dari kemampuan dan kemauan seseorang untuk terbiasa banyak mendengar. Namun hal ini tidak disadari oleh banyak orang. 

Menambah Asupan Ilmu dan Wawasan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun