"aku lagi galau nih, temani cerita dong," aku butuh teman cerita dan mau curhat dong, aku lagi ada masalah kamu ada waktu nggak ?. Mungkin kalimat tersebut sering kita dengar dalam keseharian kita baik dari teman, saudara atau keluarga. Kalimat tersebut terdengar biasa saja apalagi jika diucapkan oleh perempuan. tapi bagaimana jika kalimat tersebut diucapkan oleh seorang laki-laki??? berbagai komentar negatif kadang spontan akan terlontar dari teman yang mendengar. " ahh kamu kayak cewek aja pakai acara curhat, ahh kamu masalah begitu aja nangis,cengeng banget". Mungkin kalimat tersebut atau sejenisnya yang terlontar dari mulut teman yang diajak berbicara.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti curahan hati adalah unek-unek. Arti lainnya dari curahan hati adalah ganjalan. Mengutip dari wikipedia Curhat atau curahan hati merupakan saat di mana satu orang mencoba untuk menceritakan sesuatu kepada orang-orang yang dianggap dekat, dan biasanya yang diceritakan itu masalah personal. Misal tentang pekerjaan, pasangan, keluarga, dan lain sebagainya. Mungkin orang akan berasumsi bahwa orang yang curhat itu butuh pendapat orang lain guna mencari solusi untuk masalahnya. Dalam dunia kesehatan Curhat mirip dengan konsultasi hanya bedanya tidak dilakukan kepada mereka yang ahli seperti dokter, psikiater atau psikolog tapi lebih kepada orang terdekat seperti teman, sahabat atau keluarga.
Seorang laki-laki identik sebagai makhluk yang kuat dan perkasa, sehingga akan terlihat tabu jika ada laki-laki yang menangis, berkeluh kesah tentang masalah yang mereka alami. perlu dipahami pada dasarnya mental manusia adalah sama jika sedang mengalami masalah akan memerlukan teman untuk berbagi tanpa memandang jenis kelamin. Jika  teman laki-laki anda  curhat jadilah pendengar yang baik dan berikan solusi yang positif,karena ketika seseorang berani menceritakan masalahnya kepada berarti anda adalah orang yang mereka percaya dan dianggap mampu untuk memberikan solusi jangan patahkan harapan mereka dengan menganggap ringan masalah mereka.
Berdasarkan data Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza (P2MKJN) 2019, Kementerian Kesehatan RI menyatakan, di Indonesia terdapat lebih dari 16.000 kasus bunuh diri setiap tahunnya. Ini artinya, pada tahun tersebut, ada 2,6 kasus bunuh diri per 100.000 orang, dan tingkat bunuh diri pria 3 kali lebih banyak dari wanita. Indria mengatakan, berdasarkan hasil riset IPK, angka kasus bunuh diri di Indonesia terus meningkat, terlebih lagi dalam situasi pandemi. "Kami menemukan adanya peningkatan orang yang mengalami gangguan psikologis, rentan stres, depresi, bahkan terancam bunuh diri," ujar Indria dalam
Artikel  di Kompas.com pada tanggal 12 September  dengan judul "Ahli Sebut Kasus Bunuh Diri di Indonesia Bagaikan Fenomena Gunung Es". Â
Berdasarkan sumber diatas yang menyebutkan tingkat bunuh diri pria 3 lebih banyak dari wanita maka dapat disimpulkan bahwa masalah yang mengibatkan gangguan psikologis, rentan stres, depresi pada laki-laki dapat mengakibatkan  bunuh diri atau hal buruk lainnya seperti kekerasan dalam rumah tangga dan lain sebaginya.Â
Mari menjadi pendengar yang baik ketika teman kita curhat,langkah kecil yang kita lakukan bisa jadi dapat membawa pengaruh besar bagi mereka yang memerlukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H