Ada sesuatu yang magis tentang hujan. Tetesannya membawa keheningan yang indah, aroma tanah basah yang khas, dan udara sejuk yang mengundang kita untuk melambat sejenak. Di tengah suasana itu, saya memilih teman yang sempurna: Surabi Oma.
Ini adalah kunjungan saya yang keempat ke Surabi Oma, dan seperti biasa, surabi khas Bandung ini tak pernah mengecewakan. Tapi kali ini, saya mencoba menikmatinya dengan cara yang sedikit berbeda. Duduk di teras rumah, ditemani teh hangat, dan menyaksikan hujan turun perlahan.
Memanjakan Indera dengan Rasa yang Tak Berubah
Sepiring surabi cokelat keju spesial terhidang di meja. Lapisan cokelat meleleh sempurna, berpadu dengan parutan keju yang lembut, menunggu untuk disantap. Saat saya menyuap potongan pertama, manisnya cokelat langsung menyapa, diikuti gurihnya keju yang menyatu dengan fla spesial khas Surabi Oma. Fla-nya benar-benar unik---lembut, tidak terlalu manis, dan memiliki rasa yang menenangkan.
Tak terasa, teh hangat di cangkir saya ikut menambah kehangatan suasana. Perpaduan antara gigitan surabi dan tegukan teh menciptakan harmoni yang sulit dijelaskan. Sederhana, tapi sempurna.
Konsistensi yang Menghidupkan Kenangan
Sejak kunjungan pertama saya, Surabi Oma selalu menyajikan rasa yang sama. Tidak ada perubahan, tidak ada penurunan kualitas. Konsistensinya adalah alasan saya kembali lagi dan lagi. Kali ini pun, saya tidak ragu memberikan Surabi Oma rating 5/5.
Cokelat Keju Spesial: Pilihan Tanpa Tanding
Jika ditanya rasa favorit, saya pasti akan menjawab cokelat keju spesial. Kombinasi rasa manis, gurih, dan fla yang khas membuat saya tak tergoda untuk mencoba varian lain. Setiap kunjungan selalu diakhiri dengan rasa puas yang sama, seperti cerita indah yang tak ingin diubah.
Namun, saya selalu punya rasa penasaran. Apakah di kunjungan kelima nanti Surabi Oma akan tetap mempertahankan rasa yang sama? Konsistensi mereka selama ini membuat saya yakin, tapi tentu saja, hanya waktu yang akan menjawabnya.