Tatkala wahyu Islam turun pertama kali Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Saw orang yang pertama kali diajak mengikuti misi ini adalah perempuan. Yaitu Siti Khadijah Ra Sang istri tercinta
Keadilan dalam perspektif mubadalah adalah ketika semua urusan perempuan dimasukkan sebagai urusan kemanusiaan, bukan sebagai urusan perempuan semata. Keadilan adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap manusia di muka bumi ini.
Persis seperti halnya urusan-urusan laki-laki dianggap sebagai urusan kemanusiaan. Nyawa perempaun yang hilang diakibatkan melahirkan seorang anak adalah sebuah kemanuisaan. Bukan urusan perempuan semata, yang harus mendapat perhatian dari kalangan ulama, keluarga, negara, dan masyarakat luas.
Beberapa hal lain yang lain yang harus diperhatikan juga ketika ada perempuan yang buta huruf, akses Kesehatan yang sulit diperoleh, kehidpuan layak yang hanya sebagai angan yang tak pernah tercapai dan perkara yang lainnya yang tidak mengindahkan kemanusiaan baik itu kamu perempuan dan laki-laki.
Karena sejatinya, jenis kelamin tidak menjadikan penghalang bagi perempuan untuk memperoleh manfaat hidup, baik di ranah domestik maupun public secara luas.
Perkara-perkara itu tak ada ditekecualikan seperti spiritual, intelektual, kultural, maupun social dan dari hal yang lainnya juga. Seperti yang kita sudah ketahui dari dulu, bahwa adanya Islam sejak pertama kali hadir, dengan segala misi spiritual dan sosialnya, adalah upaya untuk menyapa perempuan dan laki-laki, tanpa kecuali dan diskriminasi.
Islam hadir membawa kerahmatan dan kemaslahatan untuk manusia secara luas, tanpa mendahulukan laki-laki dan menelantarkan perempuan. Inilah kemanusian yang benar yang seharusnya ada di setiap tempat.
Ketika wahyu Islam turun pertama kali kepada Nabi Muhammad Saw orang yang pertama kali mengajak untuk ikuti misi ini adalah perempuan, orang terdekat baginda nabi Muhammad SAW. Yaitu Siti Khadijah Ra Sang istri tercinta.
Kemudian Siti Khadijah menjadi pendukung utama Nabi Muhammad Saw dengan segala jiwa, raga, dan seluruh hartanya. Islam turun memanggil perempuan, sebagaimana juga menyapa laki-laki
