Mohon tunggu...
Rohmat Abdul Qodir
Rohmat Abdul Qodir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (NIM : 21107030052)

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM : 21107030052

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Moderasi Beragama dalam Keberagaman

9 Februari 2022   21:00 Diperbarui: 17 Februari 2022   20:11 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Moderasi beragama adalah cara pandang dalam beragama secara moderat yaitu memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak berlebihan, baik berlebihan kanan (pemahaman agama yang sangat kaku) maupun berlebihan kiri (pemahaman agama yang sangat liberal). 

Istilah moderasi beragama memang baru digaungkan di Indonesia, namun gagasan dan semangat moderasi beragama itu sudah tumbuh dan tertanam sejak lama dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Moderasi beragama memiliki makna “sikap mengurangi kekerasan, atau menghindari sikap berlebihan dalam praktik beragama”. Istilah ini merujuk kepada sikap dan upaya menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip untuk selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang berlebihan (radikalisme) dan selalu mencari jalan tengah untuk menyatukan dan membersamakan semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa Indonesia.

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, dan bahasa. Sesuai semboyan Bangsa Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika, maka meskipun memiliki keragaman budaya, Indonesia tetap satu.

Agama di Indonesia terdiri dari berbagai macam agama. Dalam data Kementerian Dalam Negeri tahun 2018, penduduk Indonesia berjumlah 266.534.836 jiwa dengan 86,7% beragama Islam (Indonesia merupakan wilayah dengan penduduk muslim terbanyak di dunia), 7,6% Kristen Protestan, 3,12% Kristen Katolik, 1,74% Hindu, 0,77% Buddha, 0,03% Konghucu, dan 0,04% agama lainnya.

Di Indonesia sendiri tentu banyak kita temui konflik-konflik yang berkaitan dengan keberagaman yang ada di Indonesia. Dalam kehidupan beragama saja banyak konflik yang terjadi di Indonesia, sebagai contoh konflik antar umat beragama di Aceh yang melibatkan umat agama Islam dan umat agama Kristen. 

Konflik ini terjadi pada tahun 2015, demonstran dari kubu Islam menginginkan pemerintah untuk membongkar beberapa gereja Kristen yang ada di Aceh. Korban pun berjatuhan, beberapa orang dari kedua belah pihak banyak yang terluka.

Hal-hal seperti ini tentu jangan sampai terulang kembali. Dalam kehidupan dalam keberagaman diperlukan pemahaman dan kesadaran yang menghargai perbedaan, kemajemukan dan sekaligus kemauan berinteraksi dengan siapapun secara adil. 

Peran pemerintah, tokoh masyarakat, dan para penyuluh agama sangat penting untuk mensosialisasikan, menumbuhkembangkan wawasan moderasi beragama terhadap masyarakat Indonesia supaya terwujud kehidupan yang penuh keharmonisan dan kedamaian di tanah air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun