Sebuah mata air muncul dari pinggir lembah yang tidak pernah kering. Warga setempat  menyebutnya sebagai Bung Jincoo' (Sumur Mancur) yang dikomsumsi langsung oleh masyarakat Dusun Cirowali. Titik ini juga menjadi destinasi wisata sebagaimana pernah Sekretaris Desa Waetuwo Andi Erlin Bau Amang, S.E. memberitahu penulis.
Ada pula aula di GPH yang dapat disewa dan dapat menampung 50 hingga 70 orang. Di aula ini dapat dilaksanakan rapat, musyawarah, atau apa pun namanya. GPH rupanya menjadi arena konvensi yang lengkap dengan penginapan (Inggris: homestay).
Sebagaimana dijelaskan Wahyudi, moto Pokdarwis Waetuwo adalah Pariwisata Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat.
"Kami memiliki program kerja, program kerja jangka panjang dan jangka pendek," kata Wahyudi.
Di antara sekian banyak program kerja Pokdarwis Waetuwo dapat disebut salah satunya membuat pangkalan data (database) usaha pariwisata, daya tarik wisata, jumlah kunjungan wisata, dan jumlah penerima manfaat ekonomi pariwisata di Desa Waetuwo.
Dengan kawasan agrowisata ini, Pendapatan Asli Desa (PADes) Watuwo melejit puluhan juta per bulan. "GPH juga beberapa kali pernah dijadikan lokasi syuting video klip lagu Bugis," kata Wahyudi.
Saat ini Desa Waetuwo didampingi oleh Irwan sebagai Pendamping Lokal Desa.
Ada yang mau mereplikasi kesuksesan Waetuwo?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H