Mohon tunggu...
abdul majid
abdul majid Mohon Tunggu... Editor - mahasiswa

hobi main game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wisata Budaya Candi Muara Takus

24 Juni 2024   21:30 Diperbarui: 24 Juni 2024   21:34 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Candi Muara Takus adalah elemen penting dalam sejarah kebudayaan Indonesia, khususnya terkait erat dengan Kerajaan Sriwijaya. Lokasi candi ini di Sumatera menandakan hubungan eratnya dengan keberadaan Sriwijaya. Historisnya, Sriwijaya merupakan kerajaan maritim utama di Nusantara dari abad ke-7 hingga ke-14 Masehi, dan keberadaan Candi Muara Takus merefleksikan peran Sriwijaya dalam menyebarkan Buddhisme serta aktivitas perdagangan di kawasan itu. Karena itu, studi tentang koneksi antara Candi Muara Takus dan Kerajaan Sriwijaya sangat vital untuk memahami konteks historis kebudayaan Indonesia.

Koneksi antara Candi Muara Takus dan Kerajaan Sriwijaya sangatlah kuat dan mengakrabkan. Hal ini disebabkan oleh lokasi candi yang berada di kawasan yang dulunya merupakan bagian dari kesultanan Sriwijaya yang kuat. Penemuan berbagai artefak dan prasasti sejarah yang tersebar di sekitar candi, seperti arca-arca yang indah dan benda-benda arkeologi yang mengagumkan, jelas menunjukkan adanya pengaruh yang besar dari Kerajaan Sriwijaya pada Candi Muara Takus. Kesemua hal ini tidak hanya menegaskan pentingnya candi ini, tetapi juga memperlihatkan peran pentingnya dalam mendukung penyebaran pengaruh budaya, keagamaan, dan politik Kerajaan Sriwijaya di Sumatera pada masa itu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Candi Muara Takus merupakan sebuah simbol kebesaran dan kejayaan Kerajaan Sriwijaya yang tak tergantikan

Pengelola Candi Muara Takus, yang beroperasi di bawah naungan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Sumatera Barat, bertanggung jawab dalam menjaga serta melestarikan tempat ini. Melalui serangkaian kegiatan restorasi, mereka berupaya memperbaiki kerusakan fisik dan struktural yang disebabkan oleh kondisi alam dan intervensi manusia. Metode restorasi yang diadopsi mengikuti prinsip-prinsip konservasi dan preservasi bangunan bersejarah, dengan melibatkan pakar di bidang arkeologi dan konstruksi. Hal ini bertujuan agar Candi Muara Takus masih bisa diapresiasi oleh generasi yang akan datang dan mempertahankan warisan budaya Indonesia.

Inisiatif pelestarian dan restorasi pada Candi Muara Takus termasuk kegiatan seperti pembersihan, konsolidasi struktur, dan penggantian bata yang rusak, serta perlindungan terhadap relief dan patung. Keseluruhan proses restorasi dijalankan dengan mempertimbangkan kehati-hatian dan ketepatan untuk menghindari kerusakan pada struktur asli candi. Upaya ini juga mencakup pengembangan program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat lokal, sehingga mereka dapat mengenali dan menyadari pentingnya melestarikan warisan budaya ini. Dengan upaya ini, keberlanjutan dari Candi Muara Takus sebagai warisan bersejarah dapat terus dipertahankan untuk manfaat generasi saat ini dan yang akan datang.

Potensi pariwisata di Candi Muara Takus memegang peranan vital dalam perkembangan ekonomi wilayah di sekitarnya. Dengan peningkatan jumlah pengunjung, terbuka lebar peluang bagi penduduk lokal untuk menjalankan bisnis yang terkait dengan pariwisata, seperti penginapan, kedai makan, dan penjualan kerajinan tangan khas daerah. Ini juga berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja baru serta memberikan dorongan ekonomi yang berarti bagi komunitas di sekitar zona pariwisata tersebut.

Dampak dari sektor pariwisata bagi penduduk di area Candi Muara Takus sangat besar. Pariwisata tidak hanya membuka jalan bagi kemungkinan pendapatan, tetapi juga memberikan dampak sosial dan budaya. Penduduk lokal memiliki kesempatan untuk menampilkan budaya dan tradisi daerah pada wisatawan, yang nantinya akan memperkuat pemertahanan warisan budaya setempat. Akan tetapi, perlunya manajemen pariwisata yang cermat sangat diperlukan untuk meminimalkan efek negatif yang muncul dari pariwisata seperti polusi, kerusakan alam, dan transformasi gaya hidup komunitas lokal.

Candi Muara Takus dapat dijadikan perbandingan dengan Candi Borobudur dan Prambanan dalam hal sejarah dan signifikansi. Meskipun Borobudur dan Prambanan diakui sebagai situs warisan dunia UNESCO, Candi Muara Takus juga menawarkan kekayaan sejarah yang signifikan. Dari segi arsitektur dan ornamen relief, Candi Muara Takus menampilkan kekhasan dengan gaya arsitektur Hindu-Buddha yang berbeda dari kedua candi tersebut, memberikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin memahami evolusi peradaban Hindu-Buddha di Indonesia.

Menilik Candi Muara Takus di samping Candi Borobudur dan Prambanan, kita dapat mengamati perannya dalam sejarah budaya Indonesia. Meski tidak sepopuler Candi Borobudur atau Prambanan, hubungannya dengan Kerajaan Sriwijaya memberi Candi Muara Takus nilai historis yang mengesankan. Kendati menghadapi tantangan berbeda dalam pengelolaan dan pelestarian karena lokasinya yang lebih terisolasi, potensi pariwisata serta pengembangan ekonomi lokal yang dimiliki Candi Muara Takus tidak boleh dianggap remeh dalam kontribusinya terhadap pembangunan di area sekitarnya.

Tantangan dalam pengembangan wisata budaya Candi Muara Takus termasuk kurangnya infrastruktur wisata, keterbatasan akses transportasi, dan kurangnya promosi oleh pemerintah. Namun, ada peluang yang bisa diambil, seperti dukungan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur, peningkatan aksesibilitas, dan upaya promosi yang lebih intensif. Dengan melibatkan pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan, seperti komunitas lokal, sektor swasta, dan organisasi pariwisata, pengembangan wisata budaya Candi Muara Takus bisa mendapatkan dukungan yang cukup untuk mengatasi masalah dan memanfaatkan peluang yang ada.

Pemerintah memegang peran vital dalam pengembangan wisata budaya Candi Muara Takus yang mencakup dukungan kebijakan, program pembangunan infrastruktur, serta alokasi dana untuk promosi pariwisata. Selain itu, pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk masyarakat lokal, industri pariwisata, dan lembaga pendidikan, juga desak penting dalam ikut serta dalam pengelolaan, pengembangan, dan pelestarian Candi Muara Takus. Kerja sama yang erat antara pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan akan menciptakan kondisi yang mendukung untuk mengembangkan potensi wisata budaya Candi Muara Takus.

Kesimpulan dan Rekomendasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun