Mohon tunggu...
Abdul HamidAmin
Abdul HamidAmin Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

saya adalah mahasiswa universitas airlanngga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tahlilan Budaya Masyarakat Nahdlatul Ulama

11 Juni 2024   11:25 Diperbarui: 11 Juni 2024   12:23 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita pasti pernah mendengar istilah tahlilan yang mungkin diucap oleh sebagian masyarakat di sekitar kita, namun apakah kalian tahu apa yang di maksud dengan tahlilan itu?. Tahlilan adalah kegiatan mendoakan orang yang sudah meninggal dunia yang di lakukan Bersama sama dengan satu orang sebagai pemimpin tahlil. Tahlilan bukan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan namun untuk warga NU biasa menganggap tahlilan adalah suatu keharusan.  Tahlilan biasa dilakukan dengan pembukaan lalu dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan doa tahlil. Untuk tempat pelaksanaan tahlilan sendiri biasa dilakukan di rumah orang yang meninggal dunia.

 Menurut penjelasan Ustaz Adi Hidayat tahlilan pertama kali dilakukan oleh wali songo kisahnya dimulai pada saat ada pertemuan di Ampel Denta, Surabaya, yang pada saat itu dipimpin oleh Sunan Giri. Kemudian ada penyampaian khusus dari Raden Rahmat yang dikenal dengan Sunan Kalijaga, di wilayah dakwahnya, bahwa masyarakat disana punya kebiasaan, jika ada seseorang meninggal dunia, maka ada pesta. "Jika ada yag meninggal dunia, yang terjadi ada pesta-pesta. 

Ada yang makan, minum, mabuk-mabuk dan sebagainya. Maka dilakukan selama tujuh hari, setelah itu kumpul lagi setelah 40 hari dan seterusnya," ujar Ustaz Adi Hidayat. Kemudian masyarakat sekitanya, mengajukan pertemuan kepada dewan wali, bagaimana caranya agar kebiasaan ini bisa berubah. Maka salah satu caranya kata beliau, saya akan merubah isinya. Karena merubah kebiasaan tersebut sekaligus, itu tidak mungkin dilakukan. "Jadi kalau dilarang sekaligus, maka Islam akan ditinggalkan. 

Dakwah sulit masuk. Beliau survey dulu. Maka disitu tidak langsung disetujui, kata Sunan Giri, jangan lakukan," pungkas Ustaz Adi Hidayat. Karena Sunan Giri khawatir hal tersebut dianggap jadi bagian dari agama. Namun Sunan Kalijaga bermaksud, kegiatan tujuh hari, 40 hari tersebut tetap berlangsung, tapi isinya dirubah dengan kalimat-kaliamat tahlil, tahmid. "Dipopulerkan dengan istilah tahlilan, untuk membedakan dengan istilah tahlil yang pertama. Tahlilan, diisi dengan kalimat Lailahaillallah, cuman waktunya tidak dirubah," ujar Ustaz Adi Hidayat.

gambar 2
gambar 2

   Menurut penuturan masyarakat sekitar tahilan ada yang di lakukan secara rutin dan juga ada yang dilakukan pada saat tertentu. Tahlilan yang dilakukan secara rutin biasa dilakukan setiap seminggu sekali pada salah satu hari dalam satu minggu , lalu untuk tahlilan khusus biasa dilakukan ketika ada salah satu warga yang meninggal dunia. Tahlilan khusus biasa dilakukan setiap hari selama seminggu dimulai ketika ada seorang warga yang meninggal dunia dan juga dilakukan pada hari ke 40, hari ke 100 dan hari ke 1000 pasca meninggalnya warga. Lalu ada juga tahlilan yang dilakukan setiap tahun untuk memperingati meninggalnya orang yang meninggal dunia, tahlilan ini biasanya dilakukan pada tanggal meninggalnya orang tersebut menggunakan kalender hijriyah.

https://www.tvonenews.com/religi/143504-tahlilan-di-tanah-jawa-sejarahnya-secara-singkat-dijelaskan-ustaz-adi-hidayat-ternyata-itu?page=2

  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun