Di tengah berkembangnya teknologi digital, suatu kemampuan literasi digital menjadi suatu kewajiban. Literasi digital semakin penting untuk dimiliki seseorang sejak pandemi Covid-19 terjadi, yang mana pandemi ini menyebabkan pengadopsian teknologi yang semakin meningkat dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses belajar-mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media pendidikan, dengan demikian anak didik lebih mudah mencerna materi pelajaran dari pada tanpa bantuan media pembelajaran, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan dan kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media
Dewasa ini sebagai bentuk imbas dan respon positif terkait perkembangan teknologi, pemerintah juga menggencarkan Kurikulum 2013 meskipun kurikulum terus mengalami perubahan seiring perkembangan teknologi. Sebagai respon positif itulah pemerintah memberikan fasilitas berupa buku guru maupun buku siswa yang mudah diakses secara online oleh guru-guru maupun siswa, Selain kemudahan dalam mengakses bahan ajar, guru-guru juga dituntut untuk lebih inovatif dan kreatif teruatama menyikapi kebijakan dalam menerapkan pembelajaran menggunakan media berbasis komputer yaitu dengan cara guru melek teknologi.
Oleh karena itu literasi teknologi eorang guru diperlukan untuk merespon perkembangan teknologi media di bidang pendidikan. Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkanteknologi. Berikutnya, dapat memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta menjalankan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyararakat.
Berdasarkan hal di atas, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ikut berkontribusi untuk meningkatkan literasi digital guru guna menanggulangi rendahnya tingkat literasi digital di Indonesia khususnya dalam bidang pendidikan. Salah satu bentuk kontribusi UPI dalam hal tersebut adalah dengan membentuk kegiatan KKN Rekognisi Literasi dan Numerasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka – Pusat Literasi Nasional. Abdul Wahid, seorang mahasiswa Pendidikan Kimia UPI yang mengikuti kegiatan MBKM tersebut memutuskan untuk membuat sebuah program workshop “PENGUATAN LITERASI DIGITAL : Pemanfaatan Google Classroom Dalam Proses Pembelajaran” di SMPN 1 Soreang.
Dari hasil kegiatan di atas bersama guru, ingin lebih memanfaatkan lebih lanjut media google classroom tersebut dalam proses pembelajaran guna mengembangkan media pembelajaran yang ada. Sehingga guru dapat lebih menguatkan tingkat literasi digitalnya. Tindak lanjut dari kegiatan di atas yaitu, perlu diadakannya diskusi sebaya antar mahasiswa dan guru untuk lebih intens memperdalam media google classroom dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat menjadi inisiasi dalam penguatan tingkat literasi digital guru serta pembiasaan media digital dalam proses pembelajaran. Dengan harapan meningkatnya minat belajar siswa/I di SMPN 1 Soreang.
Daftar Pustaka
- Adlin. 2019. Analisis Kemampuan Guru Dalam Memanfaatkan Media Bebasis Komputer Pada Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Politeknik Negeri Media Kreatif PSDD Makassar. Jurnal Imajinasi, 3(2). 30-35.
- Rahmawati, Laila. 2016. Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah. Kuala Kapuas: Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Program Sekolah Rujukan SMAN 2 Kuala Kapuas
- Sutrianto, et al. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan