Mohon tunggu...
Habibullah
Habibullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Coba aja dulu!!

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

"Merindu Baginda Nabi" Novel Karya Kang Abik yang Benar-benar Membangun Jiwa

17 Desember 2024   14:00 Diperbarui: 17 Desember 2024   14:36 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Novel "Merindu Baginda Nabi".

Mungkin masih agak asing ya jika dengar nama kang Abik, itu sebenarnya memang panggilan akrabnya. Beliau bernama asli Habiburrahman El-Syirazy, itulah nama yang kita dengar dan biasa kita lihat dalam sampul-sampul novel karya beliau. Tidak hanya bersifat nasional, kang Abik sendiri merupakan seorang sastrawan dan cendikiawan Indonesia yang memiliki reputasi international. Hal tersebut bisa kita lihat dari perolehan penghargaan yang didapatkannya yaitu, IBF Award 2006, Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005, dan juga Istanbul Foundation for Science and Culture, Turki. Selama berperan dalam dunia sastra, beliau banyak sekali menghasilkan novel-novel yang bersifat religi dan tak jarang juga novel hasil karya beliau di film kan. Diantara novel-novel yang beliau tulis yaitu, Di Atas Sajadah Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Dalam Mihrab Cinta, Ayat-ayat Cinta, Ayat-ayat Cinta 2, Bidadari Bermata Bening, dan Merindu Baginda Nabi.

Kali ini saya akan membahas salah satu novel beliau, novel yang sangat menginspirasi dan membangun jiwa yaitu novel "Merindu Baginda Nabi". Memang tak salah jika kang Abik mencantumkan slogan "Sebuah Novel Pembangun Jiwa" pada sampul novel tersebut. Dikarenakan dalam novel tersebut berisikan nuansa, latar, dan peristiwa yang diceritakan terasa dekat dan relevan dengan kehidupan sehari-hari dan sesuai dengan kehidupan sosial masyarakat. Dalam novel, hal tersebut digambarkan dalam kisah kehidupan Rifa dari bayi hingga remaja. Meskipun Rifa anak buangan yang ditemukan di tempat sampah, untungnya masih ada orang baik seperti halnya Mbah Tentrem dan juga Pak Nur dan Bu Sal yang mau merawat Rifa. Dan juga banyak sekali kisah yang mencerminkan meneladani sifat Rasulullah SAW dalam kisah Rifa tersebut.

Selain itu, banyak juga quote-quote inspiratif, religius dan tentunya membangun jiwa yang ada dalam novel tersebut. Berikut quote-quote yang dapat dipetik beserta halamannya:

  • Alam semesta yang luas ini juga kecil dibandingkan kekuasaan Allah yang tiada terbatas besarnya. Kalau Allah berkehendak, maka terjadi begitu saja, tak ada yang bisa menghalanginya. (halaman 7)
  • Abahnya sangat disiplin menjaga ibadahnya, ibadahnya, juga semangat belajarnya. (halaman 11)
  • "Nduk, bertakwalah kepada Allah l, di mana saja kamu berada. Dan ingat, jangan sampai kau membuat malu Baginda Nabi! Ingat, jangan sampai kau membuat malu Baginda Nabi!" (halaman 11)
  • Setiap keluarga punya cerita. Setiap keluarga punya cita-cita, harapan, dan kebanggaan. Setiap keluarga punya cara berpikir dan jalan hidupnya masing-masing. (halaman 20)
  • Orang-orang baik bisa di temukan di mana saja di atas muka bumi ini. Kasih sayang dan kebaikan itu universal, secara harfiah semua manusia memilikinya. Adapun hidayah, Allah letakkan di hati siapa saja yang dikehendaki-Nya. (halaman 22)
  • Dan memberi oleh-oleh serta jadiah, meski sederhana itu salah satu sunnah Baginda Nabi. Niatkan mengikuti sunnah beliau biar dapat pahala. (halaman 27)
  • Memiliki impian besar itu penting. Dan terkadang untuk bisa bermimpi, seseorang perlu dipancihg, dibantu atau didorong. Tidak semua orang bisa bermimpi besar. Atau tidak semua orang berani bermimpi besar. (halaman 29)
  • Al-Fatihah itu sangat mustajab jika dibaca dengan penuh kekhusyukan. Dan Al Fatihah dan tergantung untuk apa dibaca. Mari kita baca Al-Fatihah semoga cita-cita mulai inidiridhai dan diijabah oleh Allah. (halaman 30)
  • Mereka menang baca. Kalau kita sama kuatnya dalam membaca dengan mereka, ya kita akan sama majunya. Intinya, menurut pendapatku pribadi, mereka saat ini lebih menghargai ilmu dan ilmuwan dibanding kita. (halaman 33).
  • Ketika kita bisa mengatur waktu dengan baik, memanfaatkan waktu kita sama baiknya dengan mereka, disiplin tidak kalah, membaca sama kuat, kita bisa menang. (halaman 33)
  • "Jujur dalam kekagetan itu ada perasaan bahagia luar biasa. Ibu merasa bisa membuktikan tanpa pacaran ibu bisa dapat suami, yang Insha Allah hebat. Sebab saat kuliah ibu pernah dicibir teman-teman sebagai perempuan kampungan, perempuan ora ayu, perempuan nggak laku, karena ibu tidak mau pacaran. (halaman 38)
  • "Dengar ya, Nak, jadilah seorang petarung sejati yang berjiwa besar." (halaman 39)
  • Nak, jika ingin jadi yang terbaik itu bagus, tapi bisa ksatria dan sportif itu jauh lebih bagus dan mulia. (halaman 39)
  • Satu hal yang perlu kalian catat, tidak ada prestasi yang diraih dengan bermalas-malasan. (halaman 41)
  • "Tidak ada kebaikan yang sia-sia (halaman 48)
  • "Nur, hidup ini untuk berjuang. Berjuang supaya dekat dengan Allah. Jalan dekat dengan Allah itu bermacam-macam. Yang bermacam-macam itu muaranya akan satu, yaitu ridha Allah, selama ikut cara Kanjeng Nabi. Semua cara yang tidak ikut cata Kanjeng Nabi, tidak akan sampai kepada ridha Allah. (halaman 58)
  • Jika sudah ikhtiar maksimal harinya merasa tenang dan tinggal pasrah saja kepada Allah SWT. (Halaman 77)
  • Dan ia tidak mau membalas kebencian dengan kebencian. (halaman 85)
  • Dunia ini isinya tidak hanya orang baik, ya ada orang jahat (buruk). Jadi orang baik dan orang jahat itu pilihan. Jadilah orang baik. Kalau kami dinakali orang ya biarkan saja, nggak usah dibalas. Yang penting kamu tidak nakal dan tidak berbuat nakal pada orang lain. Kalau kamu dijahati orang ya biarkan saja, nggak usah dibalas. Yang penting kami tidak jahat dan tidak menjahati orang lain. Kalau kamu difitnah orang ya biarkan saja, nggak usah dibalas. Yang penting kamu tidak memfitnah orang lain. Kalau kami berbuat kebajikan tetapi tidak dianggap oleh orang lain ya biarkan saja, tidak usah dipikir, sebab Gusti Allah itu Maha Adil. (halaman 86)
  • "Kalau Allah bersamamu, apalagi yang kamu khawatirkan?" (halaman 86)
  • "Kecanduan pornografi dan narkoba itu sama merusaknya. Tetapi kecanduan pornografi dua kali bahkan tiga kali lebih merusak. Jika narkoba itu merusak tiga bagian otak, pornografi lebih dahsyat, yaitu merusak lima bagian otak. Kerusakan otak akibat pornografi sudah dibuktikan secara ilmiah dan bisa dilihat secara fisik," jelas guru besar Kong's College London meyakinkan. (halaman 102)
  • Rasa cinta Baginda Nabi kepada umatnya sangatlah besar, melebihi rasa cinta seorang ibu kepada bayi uang dilahirkannya. Menjelang sakaratul maut uang diingat Baginda Nabi adalah umatnya. (halaman 151)
  • "Beruntunglah orang yang pernah melihatku kemudian beriman kepadaku dan beruntunglah orang-orang yang beriman kepadaku padahal ia tidak pernah melihatku." (halaman 151)
  • "Perbanyak zikir, menyebut nama Allah,dan perbanyak shalawat selama dalam perjalanan," pesan Pak Nur (halaman 153)

Saya sangat puas sekali setelah membaca novel ini, kang Abik menyuguhkan kisahnya dalam kalimat yang simpel, mudah dipahami, dan juga tidak kompleks. Selain itu, kang Abik juga menyelipkan quote-quote yang sangat inspiratif dan benar-benar membangun jiwa bagi para pembacanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun