Hari minggu lalu, kami sekeluarga naik gunung Hiei. Mendadak sih, diputuskan malam sebelumnya. Soalnya diperkirakan ini adalah hari terakhir bisa menikmati momiji, sebelum datangnya musim dingin. Oh ya, momiji atau Japanese maple adalah pohon yang daunnya bisa berubah wana menjadi merah darah atau kuning atau orange di musim gugur. Ini dia penampakannya. [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Momiji"][/caption] Nah, Gunung Hiei ini terletak tak jauh dari tempat kita tinggal, cukup naik kereta satu kali saja. Pagi-pagi berangkatlah kami ke Stasiun demachiyanagi untuk membeli tiket paket murahnya, mencakup kereta, cable-car, rope-way, shuttle bus, masuk ke kuil Enryakuji dan balik lagi ke lokasi awal. Tapi tiketnya untuk dewasa saja, jadi Ayu tetap beli eceran, sementara Ilham karena masih kecil gratissss. Dari Demachiyanagi kami meluncur dengan kereta jalur ke Stasiun Yase, oh ya kereta-nya yang satu gerbong ya, soalnya kalau yang dua gerbong dia jalurnya ke gunung Kurama. Wah ternyata pemandangan di stasiun bagus juga. Â Sayangnya peak season-nya momiji sudah lewat, jadi keindahan berkurang. Namun merah-merahnya momiji masih terlihat disana-sini.
Dari Yase kita berjalan ke stasiun cable car, dan menunggu dengan manis. Tak lama cable car-nya datang. Seru juga perjalanan naik cable car-nya dan cukup panjang juga perjalanannya. Di luar cable car, kami menikmati pemandangan indah Kyoto dan sekitarnya.
Nah tiba di stasiun kita masih harus nyambung rope-way atau kereta gantung. Ini lebih seru lagi, tergantung-gantung di lereng pegunungan.
Pemandangan semakin bagus saja. Sampai di stasiun kami berjalan kaki sekitar beberapa ratus meter menuju Enryakuji Temple. Temple-nya sangat indah, berada di tempat yang amat tinggi dengan pemandangan ke danau Biwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H