Mohon tunggu...
Abdul Rozak
Abdul Rozak Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadi Manusia yang memanusiakan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar dan menasehati diri sendiri lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Taoisme, Stoikisme & Sufisme

4 Juni 2022   14:00 Diperbarui: 4 Juni 2022   14:08 1595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketiga hal ini sebenarnya bisa ditarik satu kesimpulan yang sama yaitu ilmu tentang melembutkan hati/Kebijaksanaan. Ttg ikhlas, sabar & syukur. Ya walaupun terdapat banyak sekali perbedaan mulai dari penggagas, wilayah penyebaran serta penganutnya. Perbedaan nya semisal, ketiga ilmu ini berasal dari Tiongkok (Tao), Barat (Stoik), Timur Tengah (Sufi). Saya tidak perlu menjelaskan secara terperinci tentang 3 ilmu ini karena nanti akan sangat panjang pembahasannya.

Di Nusantara sendiri sebenarnya ada ilmu yang mirip seperti Bagongisme,Javanisme Saminisme,Javanisme dll cuman kalah popularitas saja dengan 3 hal ini. Bagaimana kita bersyukur "nrimo ing pandum", bagaimana supaya bermanfaat kepada sesama "urip iki urup",sing bejo sing iling lan waspodo" yang berarti kepekaan terhadap krisis (sense of crisis) & "Plan B" itu sudah ada falsafah jawanya. Masalah kebijaksanaan Seperti Lao Tzu dan Gandhi, di kita-Nusantara- juga punya spt Gadjah Mada & Bagong. Jadi tidak hanya barang Hi-Tech maupun barang pokok seperti daging, beras dan brand, sampai aliran kebijaksanaan kita juga impor dari luar. Poin penting nya adalah kita kurang maksimal mengembangkan potensi besar yang ada di dalam negeri.

Bagi yang hidup dengan target target penjualan (sales) atau yang berlebihan mencari materi atau yang berlebihan beban kerja dengan gaji yang tak seberapa, kiranya perlu untuk melirik kembali aliran tentang kebijaksanaan ini di saat weekend atau hari libur. Supaya hidup ndak "kemrungsung" strees, supaya bisa "tatmainnul Qulub", bisa hahahihi. 

Belajar ketiga ilmu ini atau yang sejenis sebenarnya adalah salah satu bentuk healing kalau kata anak zaman sekarang. Hal Itu jauh lebih baik daripada healing negatif seperti Judi, Prostitusi dan Khamr. Belajar ilmu kebijaksanaan itu seperti mengasah kapak dalam cerita kisah penebang kayu. Penebang kayu yang setiap hari berkurang jumlah pohon yang di tebang karena lupa mengasah kapaknya.

Secara Teoretis, Rasa cemas akan masa depan, rasa depresi akan masa lalu bisa diredam dengan ketiga hal ini (Tao, stoik & sufi), utk orang yang super sibuk, ndak perlu belajar langsung banyak, cukup ambil 1 atau 2 yang sekiranya sampean suka dan cocok lalu aplikasikan kedalam kehidupan, InsyaAllah bahagia damai sentosa. Amin.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun