Saya sendiri termasuk yang berpandangan bahwa stabilitas ekonomi adalah penyokong ketenangan ruhani. Tanpa Stabilitas ekonomi ketenangan ruhani juga terusik. Omongan kosong mereka yang bilang cukup ketenangan ruhani tanpa stabilitas ekonomi. Pendapat yang mengesampingkan stabilitas ekonomi itu terlalu naif saya kira. Manusia adalah makhluk yang tidak hanya terdiri dari hal ruhaniyyah tapi juga jasadiyyah. Tak bisa di pisahkan atau diprioritaskan salah satu. Stabilitas ekonomi untuk mencukupi hal yang bersifat materi dan ketenangan ruhani untuk mencukupi hal yang bersifat immateri.
Krisis ekonomi di beberapa negara semisal Sri Lanka juga bisa mengganggu ketenangan ruhani. Bahkan lebih jauh krisis ekonomi dan politik bisa mempengaruhi ketenangan ruhani. Seperti dalam perang Dunia. Atau yang tak kunjung selesai perang Israel vs Palestina, atau yang terbaru Ukraina vs Rusia.
Indonesia Juga pernah mengalami krisis ekonomi 98 yang berujung pada awal Reformasi dan berakhirnya orde Baru. Kala krisis tersebut ketenangan ruhani juga beriak/bergelombang.
Jadi Memandang antara stabilitas ekonomi dan ketenangan ruhani harus secara proporsional, jangan timpang/berat sebelah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H