Mohon tunggu...
Abdul Rozak
Abdul Rozak Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadi Manusia yang memanusiakan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar dan menasehati diri sendiri lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mahal Murah, Bisa Relatif dan Mutlak!

11 Mei 2022   06:26 Diperbarui: 11 Mei 2022   06:31 3135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai Makhluk Ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidup tentu Pernah Belanja Barang dan jasa. Baik dari dalam dan luar negeri.

Umumnya Dalam beli ada dua respon 1. Membeli secara emosional (karena gengsi, karena termakan merek, karena ada idolanya dll). 2 Membeli secara rasional sesuai kebutuhan.

Mahal atau murahnya suatu barang dilihat dari pendapatan seseorang. Ada Motor seharga 15 Juta dengan kualitas dan mereka yang sama. Yang satu pendapatan 30 juta perbulan yang lain pendapatan 2 juta perbulan. Tentu bagi yang pendapatan besar 15 juta untuk beli motor adalah murah bahkan bisa cash. Berbeda dengan pendapatan 2 juta perbulan, melihat 15 juta terhitung mahal dan belinya harus cicilan jadi tambah mahal karena ada bunga cicilan.

Mahal atau murah juga sebenarnya relatif karena perbandingan kualitas, ini yang sering banyak orang lupa, entah karena tidak tau atau karena hal lain. Misal beli raket badminton sama dama harganya 300 ribu. Yang satu kualitas tinggi yang lain kualitas rendah. Tentu dengan harga 300 rb yang kualitas rendah dikatakan mahal dan yang kualitas tinggi dikatakan murah. 

Mahal murah yang mutlak itu ketika harga pasar suatu komoditas misalnya 50 rb kemudian penjual meberikan harga 100 rb dengan kualitas barang dan jasa yang sama tentu inj yang dinamakan harga secara mutlak.

Karena alasan kebutuhan seperti pendidikan, kesehatan dan pekerjaan ndak perlu perhitungan harga (ndak perlu terlalu di irit irit), artinya mahal pun di usahakan bisa dibeli. Berbeda kalau masalah keinginan, ego & gengsi membeli barang ya yang murah murah saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun