Mohon tunggu...
Abd Rahman Hamid
Abd Rahman Hamid Mohon Tunggu... Sejarawan - Penggiat Ilmu

Sejarawan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bulan Janda dalam Sejarah Mandar

26 Januari 2023   21:48 Diperbarui: 26 Januari 2023   21:53 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap akhir dan awal tahun, kita dihadapkan dengan deretan bencana alam akibat cuaca ekstrim. Kondisi ini direspon oleh masyarakat setempat dalam berbagai corak, demi bertahan hidup, sehingga mewarnai arus sejarahnya.   

Orang Mandar yang mendiami pantai barat Sulawesi punya ingatan kolektif terkait Selat Makassar. Bahkan, mereka menggunakan sa'la (selat) untuk melukiskan pelaut yang meninggalkan Mandar dengan sebutan Passa'la (Pelintas Selat). Istilah ini kelak banyak ditujukan bagi pelaut yang melintasi selat-selat menuju Tumasik (Malaka) atau Singapura.

Angin membawa perahu dan pelaut tiba di tempat tujuan dan angin pula yang bisa menyebabkan perahu mengalami kecelakaan hingga akhirnya merenggut nyawanya, sehingga isterinya di rumah menjadi janda. Oleh karena angin berhembus ke suatu arah pada bulan tertentu, maka angin yang membawa nahas kemudian disebut "angin janda".

 

Jeqne Keqboq

"Kita bisa berlayar kapan saja ke Tawao, kecuali bulan Januari. Saat itu ombak besar, arus kuat, dan angin kencang", kata seorang nakhoda senior di Majene yang dahulu selalu lalu-lalang dengan perahu layar dari Mandar ke Tawao (Malaysia).

Ingatan tentang jeqne keqboq (angin topan) tertuang dalam Lontara Pattapingang (Yasil dkk, 1985). Di bagian akhirnya tertera uraian berbagai kejadian setiap hari selama satu tahun, yang dijasikan mengikuti kalender tahun Masehi. Jeqne keqboq sendiri hanya ditemukan pada bulan Januari dan Agustus.   

Pada awal Januari, hujan sebentar, baru masuk tahun baru. Waktu itu Nabi Isa disunat. Anginnya Barat Laut selama tujuh hari. Hujan bersama angin. Kalau saat itu kita melahirkan anak, anak itu pendek umur. Di tengah bulan, bertiup jeqne keqboq yang bisa menenggelamkan perahu, hujan lebat, bangsawan paceklik, bertiup angin Barat.  

Lalu, pada awal Agustus disebutkan, bahwa "kalau ada wabah mengkhawatirkan, juga bahaya api. Timur saja anginnya siang malam. Hujan pagi, tidak baik untuk berlayar". Di tengah bulan "mulai jeqne keqboq, Siti Maryam wafat, mega timbul, itu juga yang dinamakan tallasan". Jelang akhir bulan, "hari buruk, lebah bersarang, sepuluh hari lamanya buruk, Tenggara anginnya siang malam, tidak baik untuk berlayar, orang gampang kena malapetaka. Angin ganas dari pagi sampai tengah hari, waktu angker, harus waspada pada bahaya api".  

Uraian di atas menunjukkan kecermerlangan orang Mandar dalam merawat ingatan (masa lalu) mereka sebagai sumber informasi dan referensi bagi generasi berikutnya dalam menghadapi realitas kehidupan. Ingatan tersebut dibentuk oleh pengalaman manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun