Mohon tunggu...
Abdul Mujib
Abdul Mujib Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa hukum yang tidak suka hukum

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Nature

Taruhlah Sampah pada Tempatnya Bukan "Buanglah Sampah Tempatnya"

18 Desember 2021   19:49 Diperbarui: 18 Desember 2021   19:52 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berdasarkan data Indonesia National Plastic Action Partneship yang dirilis April 2020, sebanyak 67,2 juta ton sampah Indonesia masih menumpuk setiap tahunnya, dan 9 persennya atau sekitar 620 ribu ton masuk ke sungai, danau dan laut. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 37,3% sampah di Indonesia berasal dari aktivitas rumah tangga. Sumber sampah terbesar berikutnya berasal dari pasar tradisional, yakni 16,4%. Sebanyak 15,9% sampah berasal dari kawasan. Lalu, 14,6% sampah berasal dari sumber lainnya. 

! 

Penyebab permasalahan sampah di Indonesia sangat banyak, tapi sebagian penyebabnya adalah dari kurang baiknya pengolaan sampahnya. Seperti dikutip dari suara.com Direktur Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Novrizal Tahar, mengatakan Indonesia masih memiliki masalah dalam pengelolaan sampah. Ia juga mengatakan ada tiga masalah utama pengelolaan sampah di Indonesia.

Pertama adalah perilaku masyarakat, kultural. Survei BPS pada tahun 2018 menyebut 72 persen masyarakat belum peduli tentang pengelolaan sampah.

Kedua, adalah masalah sampah plastik yang kian hari semakin banyak. Dan yang ketiga, adalah kurangnya kapasitas pemerintah daerah untuk melakukan pengelolaan sampah yang baik dan benar.

Berbeda dari ketiga penyebab diatas yang disebabkan dari pengelolaan sampah, saya mencoba melihat permasalahan sampah di Indonesia dari perspektif bahasa, yaitu dari ungkapan "buang sampah pada tempatnya".

Ungkapan ini yang sering kita gaungkan untuk perilaku sehat dalam permasalahan sampah, lah terus permasalahannya dimana?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) , kata buang berarti lempar; lepaskan; atau keluarkan. Pertama dari makna buang tersebut memberi kesan "asal asalan", dalam arti asal lempar. Contoh ketika seorang melemparkan sesuatu itu walaupun ada tujuannya biasanya tidak selalu mengenai sasaran, dan ketika kata buang terus dilanjutkan dengan kata pada tempatnya ini seakan akan kontradiktif antar kalimat, beda dengan ungkapan menaruh atau meletakan itu sudah pasti sesuai sasaran juga tidak memberi kesan asal asalan. 

Kedua dari kata buang tersebut juga menunjukan arti "sudah tidak berguna lagi", kata membuang memberi kesan bahwa sesuatu yang dibuang tersebut hanya hanya satu kali pakai sudah tidak dipakai lagi. Padahal dari kebanyakan faktor penyebab permasalahan sampah diatas disebabkan oleh pengelolaan sampah, salah satunya karena tidak didaur ulang, dikutip dari cnn.com Riset terbaru Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengungkapkan sebanyak 24 persen sampah di Indonesia masih tidak terkelola. Dan ketika sampah hanya dibuang yang memberi kesan tidak bisa berguna lagi, ini juga menunjukan arti bahwa sampah tidak bisa didaur ulang. 

Dari dua alasan diatas, dari kata "buang" yang memberi kesan asal asalan dan sudah tidak berguna lagi, menurut saya ungkapan "buang sampah pada tempatnya" diganti kalimat "taruhlah sampah pada tempatnya" atau "letakanlah sampah pada tempatnya", menurut saya itu lebih memberi kesan yang baik. 

Dan bukan pendekatan bahasa tersebut masalah pengelolaan sampah di Indonesia bisa langsung selesai tetapi setidaknya kita membangun stigma baik dalam persoalan sampah supaya perilaku manusia dalam penanganan sampah juga baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun