Mohon tunggu...
Harvindra Abdi Tama
Harvindra Abdi Tama Mohon Tunggu... -

Menulis untuk merubah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Yang Tenar yang Berkuasa

24 Desember 2013   09:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:33 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia adalah Negara Kepulauan di khatulistiwa yang menganut paham Demokrasi. sebagai sebuah negara demokrasi, memilih langsung pemimpin bangsa sudah dianggap wajar oleh kebanyakan negara-negara di dunia ini. Pemilihan Langsung sudah seharusnya menjadi sebuah sarana untuk memilih pemimpin yang berkualitas dan memiliki kapasitas yang mumpuni  untuk mewakili 230 jugta rakyat indonesia dalam mengelola sumber daya guna menjamin kesejahteraan rakyatnya. Tidak bisa dipungkiri sebuah sistem demokrasi itu sendiri tidak selamanya menghasilakn pemimpin yang berkualitas ? Loh kok bisa ?! Ya, Sistem demokrasi yang sudah lahir 5 abad sebelum masehi di Athena ini tidak selamanya berhasil menampilkan sosok manusia yang unggul untuk menjadi pemimpin bangsa. kelemahan utamanya adalah cara memperoleh kekuasaannya yang bersifat popular vote (memilih yang paling dikenal baik) adalah sebuah kelemahan tersendiri. Coba anda bayangkan saja di Dewan Perwakilan Rakyat sendiri terdapat tidak kurang dari 18 bintang hiburan tanah air yang mengisi kursi perwakilan rakyat tersebut. bukan maksud saya untuk merendahkan mereka, tapi suka ataupun tidak ini merupakan cermin dari kekurangan sistem ini untuk memilih pemimpinnya. Bukti selanjutnya adalah pemilihan kepala daerah, masih ingatkah anda dengan kasus dicky candra, ya wakil bupati garut yang memundurkan diri karena tidak sejalan dengan bupatinya. Ranokarno wakil gubernur Banten yang siap menggantikan Atut dan masih bnayak kepala derah lainnya. Pertanyaan saya apakah mereka dipilih oleh konstituenya karena kualitas kepemimpinannya atau hanya keakraban yang terjalin lewat layar kaca sehari-hari ? silahkan Anda nilai sendiri Fenomena selanjutnya adalah popularitas Jokowi, lantas apakah jokowi tidak mempunyai kapasitas untuk memimpin ? bukan itu masalahnya namun pemberitaan jokowi yang terlalu digembor-gemborkan tanpa hasil yang jelas mengusik pikiran saya. Coba anda pikir seorang gubernur Ibukota yang berjanji akan membereskan kota ini sudah di besar-besarkan untuk menjadi Calon presiden Republik Indonesia, namun bukti nyata hasil kerja kerasnya dalam membenahi Jakarta masih belum terlihat. menurut saya masihlah terlalu dini bagi seorang Jokowi untuk maju ke Pilpres 2014 hanya bermodalkan popularitas tanpa sebuah gebarakan kepemimpinannya sebagai gubernur. Saya merasa, pemerintah harus mengajarkan Politik secara transparan dan menyeluruh kepada bangsa ini, bukan hanya menina bobokan masyarakat dengan kebodohan akibat tidak terjangkaunya institusi pendidikan berkualitas. Bangsa ini harus berubah, siapapun pemimpin bangsa ini kelak harus dapat membaca kebutuhan utama bangsa ini. Ya Jelas peningkatan sumber daya manusia ! karena jika seluruh masyarakat ini mampu secara intelektual dan moral, maka setiap ajang pemilihan bukan sekedar panggung sandiwara politik merebut kekuasaan, tapi mampu  mengangkat putra terbaik bangsa untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang unggul dan bermartabat. Semoga...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun