Mohon tunggu...
Kakang Semar
Kakang Semar Mohon Tunggu... Administrasi - seorang yang tak mau begitu saja hidup

menulis adalah hidupku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

ESP, Komunikasi Antar-pikiran

25 Februari 2010   09:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:44 2343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Komunikasi tanpa bicara tidak hanya bisa dilakukan lewat media elektronik seperti email atau messenger lain. Dalam diri manusia ternyata sudah ada prasana untuk kegiatan ini. Bagaimana bekerjanya dan mengaktifkannya?

Kriiiiiiiiiinnnnnnnnnnnggggggggggggg!!!!!!!!!!! Seperti biasa, Tina tidak mengangkat telepon, tapi berdiam diri sejenak. Sejurus kemudian, mahasiswi di sebuah Universitas negeri di Jakarta ini langsung tahu siapa yang menelepon.

“Ini pasti Roni,” pikirnya. Dan memang benar, Roni, teman kuliahnyalah yang meneleponnya. Kejadian seperti ini sudah seringkali dialami Tina. Tidak satu pun tebakan Tina meleset. Dia selalu tepat.

Bahkan sudah sejak kecil, seringkali ketika kangen dengan seorang temannya atau ibunya yang tinggal jauh di desa, Tina langsung memikirkannya. Beberapa saat setelah berpikir tentang orang yang dikangeninya itu, orang tersebut langsung meneleponnya. Atau sehari kemudian, orang tersebut datang.
Tanpa Batas Jarak

Kita sering menganggap pengalaman Tina sebagai sesuatu yang luar biasa. Padahal, apa yang dialami Tina, bisa jadi juga dialami kebanyakan dari kita. Orang menyebutnya sebagai indera keenam atau indera cenayang. Istilah kerennya ESP atau extra sensory perception.

Seorang praktisi ESP, Amarullah Hamali, SE, MM, M.Si menggambarkan ESP sebagai kemampuan seseorang untuk memperoleh informasi tanpa pikiran sehat (tanpa panca indera).

Sehingga, seseorang dapat menerima pemikiran dari orang lain atau membaca pikiran orang lain dan bahkan dapat pula memancarkan pemikiran kepada orang lain (mind to mind communication) yang tanpa batas dan tidak terikat oleh jarak. Orang tidak perlu lagi bertatap muka, melihat atau melakukan proses mengindera lainnya.

Secara umum, ESP dimasukkan dalam empat kategori, yakni telepati, clairvoyance (gambaran jiwa) yang terdiri dari clairsentience (perasaan jiwa) dan clairaudience (pendengaran jiwa), precognition, dan psychokinesis.

Telepati adalah kemampuan seseorang mentransfer pikiran ke orang lain tanpa komunikasi. Clairvoyance adalah kemampuan seseorang melihat sesuatu peristiwa yang sudah terjadi, merasakan (clairsentience) dan bahkan bisa mendengarkan apa yang terjadi (clairaudience).

Sementara precognition adalah sebentuk kemampuan seseorang mengetahui sesuatu yang belum pernah terjadi secara nyata. Dan psychokinesis, merupakan bentuk kemampuan seseorang untuk mempengaruhi suatu obyek atau peristiwa hanya dengan memikirkannya saja.

Bawah Sadar ke Sadar
Dalam sejarah, ESP memiliki beragam nama. Di abad ke-19, disebut "cryptesthesia" sensibilitas yang tersembunyi. Selanjutnya diberi label "relesthesia" atau , lalu menjadi clairvoyance atau “melihat dari jauh”. Ahli parapsikologi Amerika, J. B. Rhine lah yang kemudian menggunakan istilah "general extrasensory perception" (GESP) dan memasukkan unsur telepati dan clairvoyance dengan satu sebutan. Kemudian ilmu psikologi hanya menyebut sebagai ESP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun