Sementara Louisa E Rhine (istri JB Rhine) lah yang mengajukan teori bahwa ESP bekerja pada tingkat unconscious atau subconsciousness (bawah sadar), sebuah tempat dimana memori berada. Di sinilah, kontak antara dunia objektif dengan pusat pikiran berlangsung. Seseorang tidak menyadari kontak ini sampai kemudian informasi dibawa ke tingkat kesadaran normal (consciousness).
Psikolog terkenal Carl G. Jung juga mengajukan teori yang mirip. Dia menyebutkan bahwa pikiran sadar memiliki akses ke pikiran bawah sadar. Amarullah menyebutkan akses ini sebagai Reticular Activating System atau sistem penyaringan/ filter.
Teori lain mencoba menjelaskan bahwa ESP muncul karena diproduksi. Teori ini melibatkan apa yang disebut makrofag, sel-sel yang ada di jaringan, jaringan limfa, sumsum tulang serta saraf-saraf tepi.
Organ-organ tubuh yang bekerja untuk ESP, mengirim dan menerima kesan-kesan lewat bawah sadar manusia. Sel-sel semacam lebih sensitive dan aktif selama orang masih kanak-kanak dan memburuk saat dewasa ketika beragam gangguan pada organ ini datang.
Beberapa teori lain melibatkan diskusi mengenai subconsciousness (bawah sadar), superconscious (keadaan sadar), jiwa (soul), subliminal-self (pribadi luhur dari diri manusia), ego transenden, mimpi , dan beberapa istilah lain yang sulit dijelaskan.
Argumennya berdasar pada hipotesis atas keberadaan dua realitas, fisik dan mental. ESP dapat terjadi saat dua realitas ini terintegrasi. ESP terjadi kadang-kadang dan hanya saat dinding pemisah antara dua realitas ini pecah. Dengan demikian, gelombang yang berada di bawah sadar akan memasuki pikiran sadar.
Menurut Rhine, mimpi merupakan sarana efisien untuk menyampaikan pesan ESP karena batas atau dinding di sekitar pikiran sadar menjadi sangat tipis.
Ternyata ditemukan juga bahwa ESP pada seseorang cenderung mengalami distorsi akibat prasangka, pikiran-pikiran dan kondisi-kondisi lain yang belum bisa dijelaskan. Karena itu, pesan ESP menjadi tidak akurat lagi. Bagaimanapun, dalam keadaan krisis seperti kecelakaan dan kematian seseorang yang dicintai, pesan-pesan ESP akan berjalan secara spontan.
Teorinya menyebutkan bahwa trauma dan pengalaman yang mengejutkan membuat informasi negatif mampu menembus dinding pemisah antara bawah sadar dan kesadaran normal dengan lebih mudah daripada informasi yang menggembirakan.
Built In
Ada beberapa teori kenapa seseorang memiliki kemampuan ESP. Satu teori menyebutkan bahwa seseorang seperti peramal (misalnya Ibu Lauren Pasaribu), para nabi atau orang-orang semacam memiliki kemampuan ini karena warisan dari keluarga atau nenek moyangnya.
Teori lain menyebutkan bahwa ini adalah bentuk sense purba yang lama-lama menghilang seiring dengan meningkatnya peradaban. Dan teori lain lagi menyebut, ESP sebagai supersense yang berevolusi dalam system saraf.