365 Days Bertemankan Suka dan Duka
Teringat masa-masa awal aku melihatmu
Berlatarkan masa masa mabidamamu di kampus tercinta
Kala kepang rambut dan penampilanmu yang lusuh
Meramu seperti magnet gravitasi yang menarikku
Tuk menatap dan memandangku terus terusan
2 Minggu pertama menjadi masa masa terkesan untukmu
Kala mengikuti masa pengenalan lingkungan kampus
Bertemankan seluruh angkatan yang kurang lebih 200 kepala (termasuk perempuan dan laki-laki).
Dirimu menjadi unik kala kita dalam satu kesempatan menjalin komunikasi melalui suatu momen. Kala team kami dari penanggung jawab bagian ibadah di dua hari itu; tak sengaja momen itu menjadi awal sekali aku mendengar suaramu. Beberapa cerita perjalananmu yang setelah tamat sekolah menengah atas berhasil memasuki beberapa kampus ternama di kotamu, termasuk salah satu universitas negeri idaman. Namun pilihanmu kau tujuan ke Polbangtan Medan, kalau kau harus tumbang dalam penerimaan sekolah akuntansi milik negara.
Berlanjut dirimu menyelesaikan proses mabidama, di kala kami harus persiapan untuk mengikuti program mbkm dari kampus. Program ini diinisiasi oleh kemenristekdikti, namun Kementan juga melakukan hal yang sama untuk mahasiswa bimbingannya. Di hari penutupan mabidama itu, aku sudah berhasil mengantongi nomor ponselmu. Itu menjadi jembatan yang menyambungkan komunikasi.
Tiba waktunya aku harus berangkat mengikuti program tersebut. Lokasi mbkm adalah di salah satu perusahaan kelapa sawit di Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Sementara dirimu harus menjalani masa pendidikan awal di kampus. Komunikasi kita terus berlanjut hingga hari ini. Banyak momen-momen besar betapa kau salah satu alasanku untuk mampu menyelesaikan misi pendidikanku di kampus. Menemaniku menghabiskan proses magang mbkm sekaligus tugas akhir; tetap setia mengkawal dan mendukung; mendoakan dalam proses penelitian tugas akhir mulai dari seminar proposal, seminar hasil, hingga harus ujian komprehensif di kampus. Betapa cinta yang sangat besar, dukungan yang sangat membantu, dan emosional yang sangat hangat. Aku bertumbuh banyak dalam perjalanan kita.
Di sela sela kehidupan asrama yang sedikit membosankan, kita selalu curi waktu untuk menikmati momen bersama di waktu sabbat dengan ibadah bersama seterusnya menghabiskan waktu sampai sore di luar. Entah kita memilih untuk sekedar quality time nonton bioskop atau harus hanya tatap tatapan di penggir sungai besar di salah satu mall di kotamu. Itu menjadi satu bagian terindah dalam perjalanan kita.
Kadang kadang kala kita bosan mengelilingi kotamu, Â kita memilih untuk pergi riding ke salah satu kolam renang di perbatasan kotamu ke arah Berastagi. Betapa kita sangat menikmati dan betapa itu hari yang sangat berharga. Perjalanan yang sangat menambah imun dan menambah mood untuk menghabiskan hari hari ke depannya dengan sangat baik.
Sekedar menikmati makanan dan minuman di warung bakso di kotamu; sengaja kita memilih menu yang berbeda agar bisa merasakan varian makanannya. Heeh, dasar kita. Betapa momen kehangatan itu menjadi kekayaan yang sangat mahal di saat itu. Menikmati beberapa momen keindahan sunset di kotamu sebelum menemu malam . Aliran perbincangan kita menjadi teman yang mengalir menghabiskan waktu tersebut. Hingga tak terasa malam sudah datang menemani kita dan seakan mengode saatnya untuk kembali ke penjara Kudus.
Ada lagi ketika kau menemaniku belanja keperluan untuk keberangkatanku ke lokasi kerjaku di Sumsel. Betapa aku mengingat masa kecilku kala ditemani ibu belanja keperluan sekolah. Sekarang sang puan yang berhasil meluluhkan hatiku dan masuk dalam kehidupanku. Kehadirannya menghilangkan kesepian dalam menjalani hari hari dalam perjalanan.
Tak terlupakan saat kita duduk di bangku pasar lalang itu, ketika air mata kau titikkan kala kita harus menjalani kehidupan LDR ke depannya. Kuelus elus desiran rambut sekilas untuk menenangkan suasana. Perjalanan kita yang mengisahkan momen kehangatan yang sangat berharga.
Bertemankan segala kisah cinta, beberapa mimpi yang sama sama kita proklamirkan aku harus banyak berterimakasih untukmu. Kau salah satu alasan dan doa yang tiada terbatas menjadi jawaban dari aku berhasil masuknya salah satu perusahan kelapa sawit di Sumsel. Betapa aku yang merasa kekurangan-kekuranganku hanya akan membawa terus mencoba dan mencoba mencari jalan keluar. Namun tiada yang mustahil untuk satu jawaban. Aku memahami bahwa satu kursi kemenanganku adalah berkat lantunan doa yang terus dipanjatkan ke penghuni langit. Terimakasih banyak untuk kesempatan besar ini.
21 Agustus 23 menjadi hari dimana aku akan meninggalkan segala ceritaku di kota Medan. Di waktu subuh, berangkat dari rumah keluarga dari Tembung, kau, aku dan adikku menyusuri perjalanan ke Bandar Udara Kuala Namu yang letaknya tak jauh dari sana. Hanya menghabiskan waktu di perjalanan sekitar 1 jam. Ditemani adek bungsu perempuanku di bangku belakang betapa kalian bercerita dengan hangatnya. Maklum karena kalian masih terhitung seumuran. Sementara aku duduk di kursi depan menemani pak supir mengemudi. Tak terasa waktu di jalan, kita sudah tiba di Bandara sekitar pukul kurang lebih 5 pagi. Kuperjelas tiketku terpampang perjalanan dari KNO ke PLM dengah pesawat Lion Air Jet Airbus berangkat pukul 06.00. Sisa jam yang terpampang kita habiskan cerita tentang masa depan, mimpi-mimpi, dan perjalanan kita masing masing yang harus kita jalankan. Mengambil beberapa potret foto yang jadi bukti kedua anak manusia yang menjalin relationship.
Selamat berjuang untuk masa depan dan menjemput deretan mimpi kita. Berangkat dari KNO dan sekitar 2 jam melintas di udara tiba di bandara Sultan Abdul Hamid II di PLM. Bertemu dengan teman teman dari beberapa daerah di tanah air mulai dari Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Keberagaman itu cukup indah. Menjalani masa masa awal memasuki dunia kerja dengan Program STAR (MT) yang digelar dari Agustus 23 sampai dengan Februari 24.
Sementara sang puan melanjutkan pendidikan di kampus tercinta. Kami yang terpaut sekitar 3 tahun jadi hanya berkesempatan hanya 1 tahun di kampus.
Cerita memasuki di long distance relationship; betapa jatuh bangun kita membangun komunikasi. Pada awalnya, Aku yang cukup lelah dalam membagi waktu dikarenakan kondisi yang serba terbatas. Sedikit tidak heran bahwa di kebun jaringan yang tidak setenang di kotamu. Butuh adaptasi beberapa hari menemukan titik yang banyak jaringan. Cerita kita sedikit tidak intens dalam beberapa hari yang terkadang membentuk mood dan ruang komunikasi menjadi dingin. Namun di beberapa kesempatan tertentu menikmati keheningan, aku dapat melihat indahnya senja di langit Sriwijaya.
Di satu hari, bak kapal pecah kau ucap untuk tak bersama lagi. Memutuskan untuk melanjutkan perjalanan masing-masing dengan beda haluan. Betapa kata kata perpisahan itu membuatku tak berkutik dan tak mampu menjawab. Pesan terakhirmu kupandangi kala mengingat ingat betul betapa secepat itu kita kan berakhir. Beberapa hari komunikasi kita tertutup dan menjalani kesibukan sendiri sendiri. Tak disangka kita berada dalam zona tak karuan. Bertemankan mood yang naik turun membawa kita menikmati kesendirian masing-masing. Di beberapa momen kulihat instastorymu menunjukkan masih butuh aku. Hihi. Kita yang memang saling membutuhkan dan tak terpisahkan. Beberapa hari berpisah, kita satukan kembali kapal perang itu dan berjalan hingga hari ini. Harus butuh kesabaran yang tak terhingga untuk menjalin hubungan ini. Dan itu diperlukan kedua belah pihak. Hingga pada satu momen kita sampai juga di tanggal 17 Oktober 2023 tepat setahun kita memulai pelayaran kita. Sedikit kusisihkan rejekiku untuk membelimu sepatu idamanmu. Hopefully, suka dan nyaman memakainya. Aku mau berucap Happy Anniversary 365 days untuk si puan yang mampu menemani dan mendukung.
Mesuji, 17 Oktober 2023
#tiarakasihsmmt
#abdisimamora23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H