Bertemu berjabat tangan
Mengawal perjumpaan kala itu
Aku, kau dan tanah itu jadi saksi kita bertatap muka
Senyummu masih merekah dalam ingatku
Sore itu seakan bagaskara tak mau tenggelam
Menutup hari yang ingin beranjak ke peraduan malam
Aku menikmati cerita kita di bawah sejuknya angin malam
Ingin ku katakan pada semesta bahwa kelak aku tak ingin pisah
Dunia memang menarik kita seakan berkonspirasi
Ingin kutemukan panji berbinar kembali
Senyumku telah lama tersimpan dalam intuisi pribadiku
Aku tak ingin menutup hati lagi
Setelah kau datang menemani perjalanan detikku
Kelak aku ingin melabuhkan hatiku pada satu jangkar
Yang membawalku mengarungi dunia luas
Menemaniku dalam perkelanaan hidup
Sejuk, jika harus menulisnya
Ribuan kenangan yang tercipta dahulu
Aku berjanji pada diriku untuk melupakan semua itu
Berjalan mengikuti arus kemana saya akan dibawa semesta
Aku ingin menemu purnama di ujung kota ini
Kelak dia akan melebihi indahnya senja
Manisnya melebihi purnama dahulu Â
Dan baiknya melebihi kenangan dulu bersamanya
Purnama aku akan melupakanmu
Sejatinya perjalanan masih panjang,
Dan tak mungkin aku menutup hatiku untuk siapapun
Sementara engkau yang kutunggu belum tentu akan kembali ke pelukanku
Jika kau berkenan berjanji, memberikanku kata-kata
Walaupun harus lama aku akan menunggu
Namun sampai saat ini, tidak sama sekali
Ribuan tafsiran, pemahaman, bahwa aku akan membuka kembali atmaku
Medan 7 Oktober 2020
