Ia tanam mawar itu. Dengan setia ia sirami secara berkala. Ia perhatikan dengan seksama. Ia amati bagaimana pertumbuhannya. Kemudian mawar itu mulai menguncup, mulai menampakan kembangnya. Ia perhatikan, namun kemudian sebersit rasa kecewa menggelayut di hatinya. “Bagaimana mungkin bisa tumbuh sebuah mawar yang indah dari tangkai yang berduri macam ini?” Pikirnya. Hatinya merasa sedih, dan ia terlarut oleh apa yang ada dalam benaknya. Sehingga membuat ia lupa untuk menyirami mawar itu. Alhasil, mawar yang tadinya akan berkembang menjadi layu, kering dan akhirnya mati.
Demikian juga dengan kebanyakan manusia, di dalam tiap-tiap jiwa terdapat sebuah bunga mawar. Kualitas terbaik yang tertanam dalam diri kita sejak lahir, tumbuh di tengah-tengah kelemahan dan kesalahan sebagai manusia. Banyak diantara kita yang hanya melihat duri-duri dan cacat-cacat kita.
Kita kemudian berputus asa. Menganggap bahwa tidak mungkin akan muncul suatu kebaikan dari dlam diri kita. Kita menjadi lalai dibuatnya untuk menyirami kebaikan yang ada di dalam diri kita, dan akhirnya kebaikan mati. Kita tidak pernah menyadari potensi diri kita.
Jika seseorang tidak mampu melihat bunga mawar yang ada dalam dirinya, maka orang lainlah yang harus menuntunnya agar mereka menemukannya. Salah satu hadiah terbaik yang bisa dimiliki seseorang adalah kemampuan untuk menyusuri duri-duri dalam hati orang lain, lalu menemukan bunga mawar dalam diri mereka. Meski tangan-tangan dan kaki mereka tergores oleh banyak darah.
Ini adalah salah satu karakteristik Cinta. Melihat seseorang, mengetahui kelemahannya lalu menerimanya dengan seutuhnya untuk kemudian meyakinkan bahwa masih banyak potensi yang dapat dibangun. Bantulah orang lain agar yakin bahwa mereka mampu mengatasi kelemahan yang mereka miliki. Jika kita memperlihatkan kepada mereka “MAWAR” yang ada di dalam tubuh mereka, maka mereka akan menaklukan duri-duri mereka . baru setelah itu mereka akan sering berbunga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H