Anak-anak Papua membuat nama Indonesia harum di arena SEA Games 2011. Pundi-pundi emas alias medali emas banyak yang dipersembahkan oleh anak-anak Papua ini. Salut buat mereka. Mereka berjuang habis-habisan demi membawa harum nama Indonesia dan sekaligus membawa kemenangan Indonesia di ajang pesta olahraga negara-negara se-Asia Tenggara itu. Setelah sekian lama kehilangan muka di arena yang cukup prestisius di kawasan regional ini, Indonesia akhirnya kembali menunjukkan mukanya lewat prestasi anak-anak Papua tersebut.
Di cabang olah raga sepak bola, dua penyerang asal Papua, Titus Bonai dan Patrich Wanggai sudah mampu membawa tim U-23 Indonesia lolos ke semifinal SEA Games 2011. Kemungkinan besar, mereka akan kembali berduet dan menjadi andalan dalam laga semi final SEA Games XXVI melawan Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu, 19 November hari ini. Permainan kedua anak Papua tersebut memang bisa diandalkan. Selain Titus dan Patrich ada juga Oktovianus Maniani, Stevi Bonsapia, dan Lukas Mandowen yang bersinar juga di ajang SEA Games tahun ini. Bahkan Patrich Wanggai, Titus Bonai, dan Oktovianus Maniani disebut sebagai "Trio Papua" yang menjadi pilar skuat 'Garuda Muda'.
Gelar manusia tercepat di Asia Tenggara pun dibuat oleh dua anak kebanggaan Papua, yaitu Serafi Anelis Unani (medali emas 100 meter puteri) dan Franklin Ramses Burumi. Serafi Anelis Unani merupakan atlet berdarah Papua dari Jawa Timur yang sukses finish tercepat dengan catatan waktu 11,69 detik. Demikian pula dengan Franklin Ramses, putra Papua dengan rambut gimbal dicat pirang dan bergaya nyentrik itu, berhasil menyabet emas untuk nomor lari 100 meter dan 200 meter, masing-masing dengan waktu 10,37 detik dan 20,93 detik. Franklin juga menyumbangkan medali emas melalui nomor estafet 4 x 100 meter putra bersama pelari Fadlin, Farrel Oktaviandi, dan Fernando. Franklin tak hanya mendulang emas, dia juga berhasil memecahkan rekor SEA Games dengan waktu tercepat.
Atlet-atlet Papua pun tak hanya memperkuat cabang olahraga sepak bola dan atletik semata. Tapi juga memperkuat cabang olahraga lain. Yunita Kadop, Viktor Kadop, dan Dina Hubi memperkuat cabang olah raga dayung. Yulisar Matuti di karate dan Selly Manimbo di tinju, serta Agista Imbiri dan Christin Marani di softball.
Atlet-atlet Papua sudah membuat harum nama Indonesia. Pantas kalau kita tak memandang sebelah mata pada Papua. Pemerintah pun harus lebih memperhatikan tanah Papua dan menjadikannya wilayah teritorial yang maju, yang tak digunakan demi kepentingan dan keuntungan kelompok tertentu. Dukungan potensi SDM Papua sudah tak diragukan lagi. Menganaktirikan Papua tak hanya merugikan Indonesia tapi juga mengerdilkan Indonesia yang sudah terlanjur dianggap negara besar di kawasan Asia Tenggara dan dunia.
Sumber gambar: media.vivanews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H