Mohon tunggu...
Abdi Husairi Nasution
Abdi Husairi Nasution Mohon Tunggu... Editor - Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Menulis membuat saya terus belajar tentang segala hal dan melatih kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nasib Tragis Para Mantan Presiden

18 Maret 2012   06:53 Diperbarui: 4 April 2017   18:22 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_166803" align="aligncenter" width="640" caption="Jenazah Moammar Khadafi, mantan pemimpin besar Libya. Khadafi dibunuh oleh tentara revolusioner."][/caption] Zulfiqar atau Zulfikar Ali Bhutto, presiden Pakistan periode 1971 - 1973, dan Perdana Menteri Pakistan 1973-1977, digulingkan dalam sebuah kudeta oleh Jenderal Muhammad Zia-ul-Haq, dan dihukum gantung pada 4 April 1979 oleh Mahkamah Agung di bawah undang-undang darurat atas tuduhan memberikan wewenang atas pembunuhan terhadap seorang lawan politik tahun 1974. Tuduhan ini memang tak terungkap jelas hingga kini. Selain itu, Zulfikar juga dijatuhi hukuman atas lima tuduhan kriminal lainnya. Penangkapan Zulfikar memang cukup tragis, di pagi buta tanggal 17 September 1977 rumah Zulfikar diserbu oleh sejumlah tentara. Dia diseret keluar rumah dan dijebloskan ke dalam penjara yang sempit. Sang presiden pun meringkuk tak berdaya di sel padahal dua bulan sebelumnya dia masih memimpin Pakistan sebelum didongkel oleh militer pimpinan Jendral Zia-ul-Haq tanggal 5 Juli 1977. Alasan Zia-ul-Haq menggulingkan Zulfikar karena Zulfikar dianggap gagal menyelamatkan negara dari krisis. Menurut Zia-ul-Haq dalam pidatonya setelah peristiwa kudeta tersebut, "Adalah suatu dosa besar apabila angkatan bersenjata diam saja seperti penonton ketika melihat para pemimpin politik gagal menyelamatkan negara dari krisis". 32 tahun kemudian, 20 Oktober 2011, giliran Moammar Khadafi yang bernasib seperti Zulfikar. Bedanya, detik-detik kematian Khadafi lebih tragis dan sadis. Tak ada penghormatan atas dirinya sebagai seorang bekas pemimpin besar Libya. Khadafi dibunuh oleh tentara revolusioner yang tak menghendakinya lagi menjadi pemimpin Libya. Stasiun televisi Al Jazeera tanggal 20 Oktober itu mengeluarkan rekaman Khadafi yang terkulai di tanah, terluka, dan diinjak-injak. Pakaian Khadafi pun tampak sobek. Setelah disiksa sedemikian rupa, Khadafi pun ditembak tepat di sebelah kepalanya. Mayatnya kemudian diseret ke sebuah masjid di Misrata dalam keadaan bertelanjang dada dengan bagian muka yang berlumuran darah. Mayatnya pun jadi tontonan rakyat dan dicemooh oleh rakyatnya sendiri. Khadafi adalah penguasa otokratis de facto Libya dari 1969 sampai 2011 setelah merebut kekuasaan dalam sebuah kudeta militer menyingkirkan Raja Idris pada 1969 itu. Kekuasaan yang hampir 42 tahun tersebut telah menempatkannya menjadi penguasa terlama sebagai pemimpin non-kerajaan keempat sejak tahun 1900 dan terlama sebagai pemimpin penguasa Arab. Dia menyebut dirinya sebagai 'the Brother Leader', 'Guide of the Revolution', dan 'King of Kings (Raja segala raja). Semasa berkuasa, Khadafi memang suka bertindak represif terhadap oposisi atau lawan-lawan politiknya. Dia disebut sebagai pemimpin kejam dan bertangan besi oleh lawan-lawan politiknya. Khadafi juga tak segan-segan membunuh lawan politiknya dan membungkam rakyatnya selama berkuasa. [caption id="attachment_166799" align="aligncenter" width="580" caption="Eksekusi Nicolae Ceausescu, mantan diktator Rumania bersama istrinya Elena pada 25 Desember 1989."]

13320575771343968663
13320575771343968663
[/caption] Kisah tragis para mantan presiden pun dialami oleh Nicolae Ceausescu. Mantan diktator Rumania itu dihukum mati bersama istrinya Elena pada 25 Desember 1989 di barak Targoviste. Saat dieksekusi Ceausescu berusia 72 tahun dan Elena berusia 74. Mereka berdua ditembak mati oleh lima anggota pasukan para, pasukan penembak mati yang dibentuk saat itu juga. Proses pengadilan, pembacaan tuduhan hingga pelaksanaan eksekusi berlangsung begitu cepat, hanya tiga jam. Dalam pengadilan tersebut Nicolae Ceausescu dituduh telah melakukan pembantaian massal atau genocide. Di Eropa Timur, Ceausescu merupakan pemimpin yang paling lama berkuasa sejak tahun 1968. Selama berkuasa, Ceausescu dikenal sebagai pemimpin yang kejam, bertangan besi, dan represif terhadap oposisi. Dia dan keluarganya hidup mewah di tengah-tengah rakyatnya yang menderita. Kejatuhan Ceausescu dipicu oleh peristiwa 16 Desember 1989. Saat itu pasukan Ceausescu menembaki para demonstran yang menuntut reformasi di Kota Timosoara. Ratusan bahkan ribuan demonstran dan penduduk sipil tewas dalam peristiwa itu. Pembunuhan tersebut memicu protes secara nasional. Polisi pun kembali menembaki para demonstran di Bucharest. Namun keadaan berbalik, tentara malah menyerang polisi, dan pemberontakan rakyat sipil bersenjata pun dimulai hingga tak terbendung. Revolusi berdarah tersebut menewaskan puluhan ribu orang. Nasib tragis para mantan presiden atau penguasa di atas memang tak pernah dialami di Indonesia. Meski Soekarno dan Soeharto dipaksa turun dari tampuk kekuasaannya, namun perlakuan terhadap mereka tak sekejam dan setragis Zulfikar, Khadafi, maupun Ceausescu. Soekarno masih dikenang sebagai "The founding father" negeri ini. Soeharto pun demikian, harta kekayaannya tak diutak-atik meski dituding sebagai hasil KKN. Namun tak berarti di masa depan keadaan demikian akan tetap sama. Rakyat punya batas kesabaran. Jangan sampai kesabaran rakyat habis sehingga bertindak kejam gara-gara melihat pemerintahannya yang korup, supremasi hukum yang dikebiri, wakil rakyat yang cuma memikirkan kepentingannya sendiri, hingga ketidakadilan ekonomi dalam masyarakat. Kalau ketidaksabaran itu memuncak, nasib Zulfikar, Khadafi, dan Ceausescu pun bisa melanda penguasa negeri ini. Jangan sampai lah .... Sumber gambar: gerrymaxeyworkshop.com; elisabethmuller.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun