[caption id="attachment_228047" align="alignright" width="300" caption="Kereta Ekonomi AC (Sumber gambar:http://tribunekompaseonline.blogspot.com)"][/caption] Sabtu kemarin iseng-iseng naik kereta ke Kota, tujuannya mau ke Glodok. Entah kenapa, saya pengen naik kereta hari itu, apalagi sudah lama tak naik angkutan massal itu. Naik dari stasiun Pondok Cina - Depok, tadinya mau naik yang Ekonomi AC, tapi keburu lewat, mau dikejar juga percuma. Akhirnya, pilih yang Ekonomi biasa. Untungnya tak lama menunggu, sekitar 2 menit datanglah kereta yang ditunggu. Jenis-jenis kereta di Jakarta itu berbagai macam, ada Kereta Ekonomi, Kereta Ekonomi AC, Depok Express, Express AC, dan Kereta Pakuan Express. Express AC dan Pakuan Express itu fasilitasnya sama, cuma Pakuan Express khusus melayani penumpang tujuan Jakarta hingga Bogor, dan hanya berhenti di stasiun tertentu, dan ongkosnya juga paling mahal. Sedang Express AC melayani penumpang Jakarta hingga Bekasi. Depok Express hanya melayani penumpang kereta dari Jakarta sampai Depok. Kalau Kereta Ekonomi dan Ekonomi AC hanya beda pada fasilitas pendingin gerbong saja. Ekonomi AC itu lebih nyaman karena tertutup, tak berjubel dan dingin. Sedang Kereta Ekonomi itu penuh sesak, tak dingin, pedagang asongan dan pengamen pun bebas masuk. Naik Kereta Ekonomi di hari Sabtu lumayan lega, penumpang tak berjubel karena hari libur, meski tak dapat tempat duduk hingga stasiun Tebet. Tapi tak apalah namanya juga Kereta Ekonomi, prinsipnya ada uang ada fasilitas, bayar murah jangan harap dapat kenyamanan. Tak sampai satu jam sampailah ke Stasiun Kota, tujuan akhir kereta. Selesai urusan di Glodok, tanpa mau berlama-lama, langsung cabut ke Stasiun Kota kembali. Kali ini bela-belain naik Kereta Ekonomi AC, tadinya mau naik Pakuan Express atau Depok Express, tapi kedua jenis kereta itu tak berhenti di Stasiun Pondok Cina. Akhirnya pilih yang Ekonomi AC, tetap nyaman kok. Sekitar 30 menit menunggu kedatangan kereta itu dari Bogor. Di jadwal kedatangan, Kereta Ekonomi AC tiba pukul 15:24, namun kereta baru nongol pukul 16, biasalah selalu ngaret, namanya juga masih jam Indonesia, jangan harap bisa on time. Calon penumpang pun langsung berhamburan, berebutan tempat duduk, takut tak kebagian. Saya tak terpengaruh dengan keadaan itu, nyantai, dapat duduk syukur, enggak dapat juga tak apa-apa. Dasar rezeki, ada satu yang lowong, langsung duduk sambil merhatiin orang-orang yang lalu lalang cari tempat duduk. Lucu juga melihat tingkah mereka. Udara di dalam gerbong lumayan dingin, tapi aaaakhhh, dingin itu tak berasal dari AC, tapi dari Kipas Angin. Ajaib, sejak kapan AC berubah jadi Kipas Angin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H