Dalam update status U.S. Embassy di Facebook beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa film terbarunya Joko Anwar "Modus Anomali" terpilih dalam Festival South by Southwest (SXSW) 2012. Festival yang berlangsung mulai tanggal 9-17 Maret di Texas - Amerika Serikat (AS) itu merupakan salah satu festival terbesar di AS. Festival ini mencakup industri musik, film, dan teknologi baru. Di ajang SXSW 2012 itu pula "Modus Anomali" akan melakukan pemutaran perdana sebelum dirilis ke publik tanggal 26 April 2012. Dalam pemutaran perdananya tersebut, "Modus Anomali" akan tayang di bagian acara yang bertajuk "Midnighters". Acara "Midnighters" ini merupakan acara yang khusus menampilkan film-film terpilih ber-genre fantastik yang ditayangkan pada tengah malam. Bersamaan dengan "Modus Anomali" akan ditayangkan pula film-film horor terkenal dunia lainnya, seperti sequel ketiga film REC yang berjudul REC 3 : GENESIS. "Modus Anomali" bercerita tentang seorang pria yang ketika berlibur di sebuah hutan, mendapati keluarganya hilang secara misterius dan dirinya diburu oleh seorang pembunuh sadis. Dalam wawancaranya dengan boleh.com tahun lalu Joko Anwar mengatakan kalau film "Modus Anomali" bercerita tentang seorang serial killer yang ber-setting di dunia realistis. Menurut pengakuan Joko Anwar sendiri, film "Modus Anomali" juga merupakan satu-satunya film dia yang ber-setting di dunia realistis. Film "Modus Anomali" dibintangi oleh Rio Dewanto yang kemarin bermain dalam film "Arisan 2", Hannah Al-Rashid, Surya Saputra, Marsha Timothy, Aridh Tritama, Izzi Isman, Sadha Triyuda, dan Jose Gamo. Tak seperti film nasional lainnya, "Modus Anomali" menggunakan dialog dalam bahasa Inggris. Penggunaan dialog bahasa Inggris ini barangkali untuk memudahkan dalam menembus pasar internasional. Sejujurnya, saya lebih bangga kalau dialognya menggunakan bahasa Indonesia seperti film Iran "A Separation" yang menggunakan bahasa ibunya sendiri namun sukses go internasional dan memenangkan film asing terbaik di ajang Oscar 2012 dan berbagai penghargaan bergengsi internasional lainnya. Namun, demi mencapai kesuksesan dan menembus pasar internasional memang patut dimaklumi kalau para film maker kita belum percaya diri untuk menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Inggris dianggap lebih mudah diterima oleh kalangan publik internasional. Sebelumnya, Joko Anwar juga pernah menggebrak dunia film internasional lewat filmnya "Pintu Terlarang". Film thriller ini menjadi Best Film dalam Puchon International Fantastic Film Festival tahun 2009. Saya berharap sukses "Pintu Terlarang" akan diikuti pula oleh "Modus Anomali", terutama dalam peredaraan internasionalnya seperti yang dialami oleh film "The Raid: Redemption (Serbuan Maut)" karya Gareth Evans. Film aksi yang dibintangi oleh Donny Alamsyah ini mendapat sambutan hangat saat penyelenggaraan Toronto International Film Festival di bulan September tahun 2011 yang lalu. Para penonton sangat antusias menyambut film tersebut hingga membludak. Tak hanya Toronto yang digebrak, festival film internasional lainnya pun digebrak, mulai dari Stockholm International Film Festival ( November 2011), Turin Film Festival (November 2011), Sundance Film Festival (Januari 2012), The Jameson Dublin International Film Festival (Februari 2012), hingga Lyon Festival Hallucinations Collectives yang akan digelar bulan April 2012 depan. Sebenarnya jejak kesuksesan "Modus Anomali" di pasar internasional mulai terasa saat konsep film tersebut diperkenalkan dan memenangkan penghargaan Bucheon Award di ajang NAFF (Network of Asian Fantastic Film)tahun 2011 yang lalu. "Modus Anomali" berhasil menyisihkan 100 proyek film dari beberapa negara lainnya seperti Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, Hongkong, Malaysia dan Afrika Selatan. Waktu itu, proyek film "Modus Anomali" mendapat respon yang luar biasa, bahkan beberapa investor dari berbagai negara langsung mengajukan penawaran untuk terlibat dalam proyek film tersebut. NAFF sendiri merupakan forum bergengsi tempat para sineas melakukan pitching dan market yang dihadiri oleh banyak produser, investor dan distributor film mancanegara dan merupakan bagian rutin dari Puchon International Film Festival di Korea Selatan. Jadi, dalam forum tersebut para sineas bisa langsung melakukan dealing dengan produser, investor, dan distributor serta menegosiasikan kerja sama yang akan mereka jalin. Semoga saja "Modus Anomali" benar-benar mampu menggebrak pasar internasional seperti yang diharapkan. Paling tidak, film karya anak bangsa ini sudah mampu berkibar di forum internasional, menyetarakan diri dengan film internasional lainnya yang selama ini selalu dianggap hebat. Sumber: IMDb, boleh.com, US Embassy, modusanomali.com, filmoo.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H