Mohon tunggu...
Abdi Husairi Nasution
Abdi Husairi Nasution Mohon Tunggu... Editor - Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Menulis membuat saya terus belajar tentang segala hal dan melatih kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Keliru Besar Menarik TN Komodo sebagai Finalis Tujuh Keajaiban Alam

18 Agustus 2011   15:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:39 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya tak habis pikir apa yang ada di benak pemerintah dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) menarik Taman Nasional Komodo sebagai finalis tujuh Keajaiban Alam Baru atau New Seven Wonders of Nature. Tahukah mereka betapa masyarakat dunia jadi tahu tentang Taman Nasional Komodo gara-gara taman nasional tersebut menjadi salah satu finalis New Seven Wonders of  Nature. Efeknya tentu jadi lebih positif, banyak wisatawan yang ingin berkunjung dan penasaran dengan Taman Nasional Komodo. Begitu pula dengan saya, ketika saya tahu TN Komodo menjadi salah satu finalis New Seven Wonders of  Nature, saya pun dengan semangat 45 langsung mem-vote TN tersebut dan mempromosikannya ke beberapa teman saya, baik di media sosial maupun di lingkungan sekitar saya. Betapa bangganya saya kalau kelak TN Komodo dinobatkan menjadi salah satu tujuh Keajaiban Alam yang Baru. Tak hanya saya yang bangga, pasti semua warga Indonesia akan turut bangga pula dengan predikat tersebut. Terutama masyarakat yang tinggal di sekitar taman nasional itu. Andai TN Komodo terpilih sudah barang tentu industri pariwisata di sekitar TN Komodo tersebut akan turut berkembang pula. Dan itu akan mengangkat perekonomian masyarakat setempat, seperti halnya Bali, Yogyakarta, hingga Danau Toba. Membaca berita di Kompas hari ini (18/08/2011) halaman 12, membuat saya benar-benar tak habis pikir dengan kebijakan Kemenbudpar yang menarik Taman Nasional Komodo sebagai finalis New Seven Wonders of  Nature. Semua usaha masyarakat yang mendukung pemilihan tersebut, termasuk saya menjadi sia-sia. Alasannya, penyelenggara kampanye New 7 Wonders Foundation telah melakukan tindakan yang tidak profesional, tidak konsisten, tidak transparan, dan kredibilitasnya tidak dapat dipertanggungjawabkan karena tidak memiliki kantor yang jelas serta dikelola hanya oleh segelintir orang. Alasan lainnya, Yayasan New 7 Wonders mensyaratkan pemerintah Indonesia untuk membayar license fee sebagai tuan rumah penyelenggara sebesar USD10 juta dan menyiapkan USD 45 juta (sekitar Rp 383 miliar) untuk biaya penyelenggaraan acara kalau kelak menjadi tuan rumah. Permintaan tersebut ditolak Kemenbudpar karena dinilai tidak realistis. Bagi saya alasan-alasan pemerintah tersebut tak bisa begitu saja diterima. Pertama, kalau tindakan New 7 Wonders Foundation dianggap tidak profesional, tidak konsisten, tidak transparan, dan kredibilitasnya tidak dapat dipertanggungjawabkan, kenapa banyak negara yang masih mendukung pemilihan tersebut dan masih percaya pada ajang pemilihan tersebut. Tuduhan pemerintah tersebut sama saja menganggap kalau yayasan tersebut adalah penipu. Tapi, kenapa tak ada satu pun negara yang mendukung tuduhan tersebut dan menuntut mereka ke pengadilan. Kalau masalahnya tidak memiliki kantor yang jelas dan dikelola hanya oleh segelintir orang, ini juga bukan alasan yang kuat. Saya tak percaya kalau mereka tak punya kantor yang jelas. Kalau itu benar pasti banyak negara yang sudah menuntut yayasan tersebut karena dianggap sudah punya niat untuk menipu peserta. Selain itu, New Seven Wonder of Nature dikelola secara maya, perusahaan maupun lembaga yang dikelola secara maya tak memerlukan banyak tenaga untuk mengelolanya, cukup dijalankan oleh beberapa orang ahli saja, seperti halnya facebook, twitter, hingga kaskus. Demikian pula dengan masalah biaya Rp 383 miliar, kalau pemerintah cerdik pasti dia akan menggaet sebanyak mungkin sponsor untuk turut membiayai penyelenggaraan tersebut. Lagian daripada uang rakyat dikorupsi terus oleh orang-orang semacam Gayus, lebih baik uangnya digunakan untuk itu, lebih bermanfaat dan demi masa depan yang lebih baik. Pihak N7W pun tak memaksa kita untuk menjadi tuan rumah, siapa yang bersedia saja. Saya berharap pemerintah menyadari hal tersebut karena sudah keliru besar menarik TN Komodo sebagai finalis Tujuh Keajaiban Alam yang Baru. Walaupun TN Komodo nantinya tak berhasil masuk N7W, paling tidak ajang tersebut bisa dijadikan salah satu media promosi kalau taman nasional Komodo tetap nangkring di daftar finalis. Sumber gambar: http://www.indonesiaberprestasi.web.id

Baca tulisan-tulisan lainnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun