Sabtu kemarin, 11 Juni 2011, saat berkunjung ke Festival Komputer dan International Communication Expo and Conference (ICC) 2011 - Indonesia Cellular Show 2011 di Jakarta Convention Center (JCC), saya mengikuti acara talkshow Komunitas Tangan di Atas (TDA). Temanya "Best practice of E-Commerce in SME, cara paling sukses berbisnis online". Dalam acara tersebut ditampilkan empat narasumber yang berhasil menjalankan bisnis online-nya. Ada Pak Agung pemilik bisnis online bungahati.com, Pak Dewanto pemilik bonekalucu.com, Pak Toni pemilik taskoe.com, dan Pak Mukhlis pemilik tanahabang.asia. Mereka membagi tips dan kiat mereka dalam menjalankan bisnis online. Suka dan duka berkecimpung di bisnis tersebut pun mereka ceritakan juga. Banyak kisah menarik yang mereka ceritakan. Namun lebih banyak sukanya, karena bisnis online yang mereka kerjakan mereka lakukan dengan senang hati. Pak Agung misalnya, awalnya dia tak menyangka kalau bisnis online yang dia kerjakan sekarang bisa menghasilkan omzet yang begitu luar biasa. Saat ini bisnis penjualan bunga yang dijalankannya secara online bisa menghasilkan omzet sekita 60 juta rupiah dalam sebulan. Bahkan pelanggannya sudah sampai ke mancanegara seperti Singapura, Malaysia, hingga Cina. Dulu Pak Agung hanya seorang karyawan biasa. Banyak profesi yang dia jalankan sebelum serius menjalankan bisnis online-nya tersebut, mulai dari tukang setting dan design, instruktur komputer, sales, hingga profesi terakhir sebagai Medical Representative di salah satu perusahaan farmasi terkemuka. Di perusahaan itu pulalah dia berkenalan dengan calon istrinya. Menurut istri Pak Agung, bisnis yang dijalankan suaminya itu dimulai tahun 1995. Waktu itu bisnis tersebut dijalankannya tak serius, hanya coba-coba, atau sekadar iseng-iseng semata. Alasan Pak Agung memilih bisnis bunga karena ibunya suka bunga. Modal yang dikeluarkannya pun tak banyak atau sangat minim. Untuk membuat toko online-nya, dia belajar sendiri secara otodidak dari buku-buku yang ada. Setelah toko online-nya jadi, dia pun beli domain ke salah satu perusahaan penyedia domain untuk meng-hosting toko online-nya. Saat toko online-nya hosting, ternyata permintaan bunga dari pelanggan lumayan banyak. Padahal Pak Agung tak memiliki stok bunga kala itu. Untuk memenuhi permintaan pelanggan, Pak Agung bekerja sama dengan toko-toko pemilik bunga lainnya. Sistem yang dijalankan Pak Agung ini disebut sistem dropship, yaitu sistem yang banyak dijalankan oleh para pemilik toko online. Dia tak perlu punya stok barang yang dijual. Stok barang sudah disediakan oleh para pedagang lain. Setiap ada orderan, Pak Agung tinggal telepon atau sms pemilik bunga untuk kemudian dikirimkan pada pelanggan, nama penjual tetaplah Pak Agung dalam nota pesanan. Dan itu bisa berlaku untuk segala jenis barang. Sistem demikian dijalankannya selama bertahun-tahun hingga akhirnya Pak Agung bisa menyediakan stok sendiri. Untuk menangani bisnis online yang makin membesar, tahun 2008 istri Pak Agung berhenti bekerja. Kemudian tahun 2009 disusul Pak Agung yang resign dari tempatnya bekerja. Tindakan itu perlu dia lakukan agar lebih fokus pada bisnisnya yang makin menggurita. Demikian pula dengan Pak Dewanto, pemilik toko online khusus jual boneka ini. Dia juga baru resign dari tempatnya bekerja efektif mulai tanggal 15 Juni nanti setelah dia yakin bahwa bisnis yang dijalankannya sudah mampu menghidupi dia dan keluarganya. Kini, Pak Agung sudah memegang delapan bisnis online dan duduk sebagai CEO-nya. Selain bungahati.com, Pak Agung juga menjalankan bisnis online-nya yang lain, yaitu tokobungaonline.com, bungapapanonline.com, tokobonekaonline.com, tokoparcelonline.com, tanahabangonline.com, entrepreneurvirus.com, dan worldserveronline.com. Dan dia pun menularkan pengetahuan dan pengalamannya pada pengusaha dan calon pengusaha online lainnya agar bisa maju seperti dia. Yang terpenting, carilah bisnis yang memang kita senangi biar menjalankannya jadi lebih mudah, semangat, dan senang hati, demikian nasihat Pak Agung. Pengalaman Pak Agung diamini juga oleh para pemilik toko online lainnya seperti Pak Dewanto, Pak Toni, dan Pak Mukhlis. Suka dan dukanya pun sudah mereka rasakan sendiri. Pas saya tanya pada istri Pak Agung, pernahkan ditipu oleh pelanggan yang tak mau bayar. Jawabnya pernah, itupun terjadi hanya sekali. Ada satu cerita yang unik dari Pak Mukhlis. Dia bercerita tentang seorang pengusaha online yang berhasil dengan hanya menjual satu produk saja yaitu obat jerawat. Pengusaha obat jerawat itu dalam seminggu bisa menghasilkan omzet sekitar 10 juta rupiah. Padahal, dia cuma mengandalkan informasi dari curhatan orang-orang yang mengalami masalah dengan jerawat di milis. Kemudian dia menawarkan obat itu pada mereka. Namun Pak Mukhlis tak mau berterus terang tentang omzet yang diperolehnya sendiri dari toko online-nya, tanahabang.asia. Sebagai manusia mereka juga pernah mengalami drop karena bisnis yang turun-naik. Dan salah satu dilema yang dihadapi oleh para calon pengusaha adalah mereka takut untuk melangkah memulai usahanya meski di kepalanya sudah ada rencana. Namun semua itu bisa mereka atasi bersama di Komunitas Tangan di Atas. Komunitas ini tempat berkumpulnya para pengusaha dan calon pengusaha. Dalam komunitas ini mereka mendapat suport, semangat, bahan pembelajaran, dan belajar dari pengalaman para pengusaha yang sudah berhasil. Mereka juga diajari dan dididik bagaimana menjalankan bisnisnya dengan baik. Bagaimana cara memulainya hingga membuatnya bisa maju. Dalam situs komunitas TDA disebutkan bahwa komunitas TDA adalah sebuah komunitas bisnis yang bervisi menjadi Tangan Di Atas atau menjadi pengusaha kaya yang gemar memberi kepada sesamanya. Istilah kerennya adalah abundance atau enlightened millionaire. Komunitas TDA juga merupakan perwujudan dari keyakinan bahwa menjadi Tangan Di Atas itu lebih mulia dari pada Tangan Di Bawah (TDB). Hal ini diartikan juga bahwa TDA sebagai pengusaha dan TDB sebagai karyawan. Di samping itu dalam TDA diyakini pula bahwa dengan menumbuhkan semangat berwirausaha, merupakan salah satu solusi konkret terhadap permasalahan ekonomi bangsa. Dalam komunitas TDA yang paling diutamakan adalah semangat saling berbagi, saling mendukung, dan bekerja sama. Semua itu diwujudkan dalam beberapa kegiatannya. Prinsipnya, dengan bersama-sama segalanya akan lebih ringan. Keyakinan itu terbukti dengan kebersamaan tersebut anggota TDA bisa melakukan hal yang tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri. Komunitas yang didirikan tanggal 22 Januari 2006 itu sudah memiliki ribuan anggota, termasuk saya yang baru mendaftar hari Sabtu kemarin itu. Jujur, pertama kali mengikuti acara komunitas TDAÂ tersebut sudah langsung menyetrum saya, membuat saya tertarik untuk merealisasikan impian-impian saya yang selama ini masih terkungkung dalam kepala. Bagaimana dengan Anda? Bisnis online yuk!
- Sumber gambar: koleksi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H