Failed States Index (FSI) atau Indeks Negara Gagal tahun 2012 menempatkan Indonesia di peringkat ke-63 sebagai negara gagal di antara 178 negara lainnya. Peringkat tersebut juga menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kategori dalam bahaya (in danger). Membaca hasil publikasi terbaru dari FSI tersebut membuat saya melontarkan pertanyaan retoris, apakah pemerintah sebagai pelaksana negara telah gagal mengemban amanat rakyat yang sudah dipercayakan di tangan mereka? Pemerintah sebagai eksekutor negara tentu tak mau dibuat malu oleh peringkat negara gagal yang dikeluarkan oleh The Fund for Peace di Washington DC - Amerika Serikat tersebut. Apalagi peringkat Indonesia turun satu peringkat dibanding tahun lalu. Dan itu berarti, dalam setahun ini kondisi Indonesia dianggap memburuk dibanding tahun lalu, terutama di tiga indikator dari 12 indikator yang ditetapkan FSI, yaitu tekanan demorafis (seperti kepadatan penduduk), kekerasan terhadap kelompok minoritas, dan penegakan HAM dan hukum. Seperti biasa, pemerintah tak bisa menerima hasil laporan tersebut. Indikator negara gagal versi FSI pun dianggap tak jelas. Menurut Hatta Rajasa - Menko Perekonomian (Kompas, 23/06/2012) kemajuan ekonomi Indonesia beberapa tahun terakhir ini dianggap maju dan dipuji oleh banyak pemimpin dunia. Bahkan Indonesia juga dianggap mampu menghadapi krisis ekonomi global dan kelas menengahnya pun tumbuh sangat pesat. Hatta juga menuding para pengamat yang mudah menjelek-jelekkan pemerintah dan negaranya sendiri di luar negeri. Bahkan Joko Suyanto - Menkopolhukam (Kompas, 21/06/2012) mempertanyakan maksud “negara gagal” versi FSI. Apakah gagal membangun, tidak demokratis, tidak aman, atau tak cukup punya cadangan devisa. Bahkan dia lebih suka kalau Indonesia disebut “Negara yang sedang membangun”. Sebagai rakyat biasa, saya pun punya versi sendiri untuk menyebut Indonesia itu negara gagal atau bukan. Saya juga tak memandang terlalu muluk untuk menyebut indikator negara gagal atau bukan. Bagi saya, Indonesia bukan negara gagal dan pemerintah dianggap berhasil kalau bisa mengatasi masalah-masalah berikut ini. Pertama, Indonesia bukan negara gagal kalau korupsi bisa diberantas tuntas. Kedua, Indonesia bukan negara gagal kalau anak-anak sekolah tak ada lagi yang bernasib seperti ini:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H