Mohon tunggu...
Abdi Husairi Nasution
Abdi Husairi Nasution Mohon Tunggu... Editor - Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Menulis membuat saya terus belajar tentang segala hal dan melatih kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Misteri "40"

12 April 2011   10:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:53 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angka "40" memang masih misteri, demikian menurut saya. Beberapa saat lagi usia saya pas 40. Apakah di usia itu bakal ada perubahan dalam hidup saya? Mungkin saja, maybe yes maybo no. Kata orang, "Hidup' dimulai di usia 40 . . .  life begin at fourty". Ada yang bilang lagi, "Di usia 40 pria mengalami puber kedua". Ada juga yang bilang, "Pria di usia 40 hidupnya mulai mapan". Hmmm, apakah semua pendapat itu benar? Entahlah. Kalau saya pribadi, menjelang usia 40 itu ritme hidup masih seperti 10 tahun yang lalu. Bedanya, sekarang saya punya anak laki-laki berusia 7 tahun, punya istri yang baik dan manis serta penuh pengertian. Tanda-tanda puber kedua masih belum terasa, karena saya masih tetap tertarik dengan istri saya. Susah cari perempuan seperti dia. Kalau saya mau cari perempuan lain tentu harus melebihi kualitas istri saya itu. Tapi rasanya tak mungkin, prinsipnya, menikah cukup sekali, walau kawin dengannya berkali-kali. Di usia 40, hidup saya pun belum mapan. Jadi tak benar juga kalau katanya seorang pria berusia 40 itu hidupnya mulai (sudah) mapan. Arti mapan di sini tentu tak sama untuk setiap orang. Masing-masing pasti punya definisi yang berbeda tentang kemapanan. Menurut saya, kemapanan itu bisa bermakna memiliki finansial yang cukup, hingga bisa membiayai semua kebutuhan dasar saya dan keluarga, bisa membiayai gaya hidup saya dan keluarga, bisa membiayai pendidikan anak saya di sekolah terbaik, punya rumah, punya mobil, dan punya usaha sendiri. Hidup juga tenang dan harmonis tanpa ada tekanan yang membuat saya dan keluarga depresi. Itu saja. Semua orang pasti menginginkan hidup seperti itu. Ironisnya, tak semua bisa mencapai kehidupan mapan yang demikian, termasuk saya. Seorang pria yang mapan di usia 40 berarti seorang pria yang bekerja keras dan serius sebelum memasuki usia tersebut (tapi tak termasuk pria dari keluarga mapan ya). Hmmm, saya pikir, saya bukan pria seperti itu. Banyak target yang lepas dan tak sesuai harapan. Saya harus menerima kenyataan itu. Memang masih ada kesempatan untuk mengubahnya, dan di usia 40-lah untuk memulainya. Benar jadinya kalau hidup dimulai di usia 40 . . .  life begin at fourty. Selanjutnya masih misteri. Sumber gambar: delonixmanixcantix.files.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun