Sejak Mark Zuckerberg dan Jack Dorsey membuat facebook dan twitter pertemanan antarmanusia tak hanya terbatas pada lingkungan sosial sekitarnya, namun telah merambah sampai seluruh dunia. Bisa dibayangkan betapa dahsyatnya pertemanan itu kalau rasa solidaritas di antara mereka dibangun dan dikembangkan ke arah yang lebih radikal lagi. Salah satunya adalah menciptakan suatu bentuk gerakan sosial. Gerakan sosial lewat facebook dan twitter bisa berkembang menjadi apa saja, bisa bersifat positif atau negatif. Mulai dari gerakan untuk membantu sesama hingga melawan suatu pemerintahan yang rakus. Masih ingatkan dengan Gerakan "Koin Peduli Prita". Gerakan sosial tersebut mengajak masyarakat khususnya para pengguna internet mengumpulkan uang koin untuk disumbangkan kepada Prita Mulyasari. Uang ini digunakan untuk membayar denda Prita kepada RS OMNI Internasional Alam Sutera yang bernilai Rp 204 juta. Waktu itu Prita didakwa mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut gara-gara curhatan Prita di email tentang pelayanan rumah sakit itu tersebar di dunia maya. Demikian pula dengan Fahira Idris, gara-gara tweeps-nya di twitter, Fahira dinobatkan sebagai The Most Inspiring Tweeter tahun 2010. Dia dianggap sebagai Tweeps yang paling memberikan inspirasi bagi pengguna lainnya karena keberaniannya berdebat tentang FPI (Front Pembela Islam) di twitter. Waktu itu banyak yang ribut soal FPI, banyak yang mengkritik, terutama soal peristiwa HKBP Bekasi. Saat ini, Fahira sudah memiliki pengikut (follower) sebanyak 22,524 follower. Bayangkan apabila follower sebanyak itu digunakan untuk melakukan sesuatu, semacam gerakan massa lainnya. Tentu sudah tak mustahil lagi untuk merealisasikannya. Andaikata tiap follower memiliki 100 follower maka sudah 2.252.400 follower yang bisa diajak serta, demikian seterusnya. Jadi tak heran kalau gerakan sosial yang terjadi di Mesir sekarang dapat tercipta berkat pemanfaatan dua jejaring sosial tersebut, yakni facebook dan twitter. Ini diakui oleh Usama (20), seorang mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Kairo. Menurut dia, generasi muda Mesir bergerak secara spontan melalui jejaring sosial di internet, seperti twitter dan facebook, jauh sebelum aksi meletus 25 Januari lalu (Kompas, 06 Februari 2011). Dan secara tak langsung Mark Zuckerberg dan Jack Dorsey sebagai pembuat jejaring sosial tersebut dapat dianggap turut Andil dalam Pergolakan Mesir yang sedang terjadi saat ini. Dan Hosni Mubarak pun pantas mengutuk keduanya. Sumber gambar: wikipedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H