Mohon tunggu...
Abdi Husairi Nasution
Abdi Husairi Nasution Mohon Tunggu... Editor - Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Menulis membuat saya terus belajar tentang segala hal dan melatih kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Enak Ya Jadi Anak Presiden

26 November 2010   07:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:17 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_76971" align="alignright" width="303" caption="Sumber gambar: suaramedia.com"][/caption] Enak ya jadi anak presiden, apalagi di Indonesia. Nyaleg bisa langsung dapat nomor satu, padahal pengalaman berpolitik dan berorganisasi belum punya. Sebelum sang Bapak jadi Presiden kemana aja dia, ya sekolahlah (tanya sendiri jawab sendiri). Sebagai anak presiden, semua keistimewaan pasti didapat, meski selalu dibantah oleh mereka. Mereka bakal balik bertanya, "Siapa bilang jadi anak Presiden enak?". Apapun alasan mereka, jadi anak presiden itu tetaplah enak. Bandingkan kalau jadi anak petani miskin, anak pengemis, atau anak pedagang bangkrut seperti saya, pasti banyak tak enaknya. Orang tak bakal melirik apalagi mendapat perlakuan istimewa. Dapat pekerjaan pun susah, apalagi ditawari jabatan prestisius di sebuah organisasi, siapa saya? Jadi anak presiden itu enak, selain bisa nebeng ketenaran sang Bapak, jabatan strategis pun siap menghadang. Maklumlah, selagi sang Bapak berkuasa tak ada salahnya memakai jasa sang anak, (barangkali) biar segala urusan jadi mudah dan lancar. Urusan apa? Ya urusan pekerjaanlah, biar tak terhambat birokrasi dan tetek bengek lainnya. Kapan lagi, mumpung belum 2014. Tadi saya baru baca, sang anak presiden diangkat jadi Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Promosi Internasional, Pariwisata, Seni dan Budaya. Jabatan yang cukup prestisius. Ternyata,  tak harus jadi pengusaha ya untuk menduduki jabatan tersebut. Jadi anak Presiden pun sudah cukup memenuhi syarat. Baca berita itu saya jadi mikir, betapa sibuknya dia mengatur waktu. Jadi wakil rakyat iya, jadi wakil ketua Kadin iya, dan jadi sekjen partai juga iya, betapa supernya dia. Kapan dia mikirin waktu buat diri sendiri ya. Kalau ditanya pernyataan terakhir ini, saya yakin dia akan jawab, "Itulah tak enaknya jadi anak Presiden".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun